Mohon tunggu...
Fadhil Muhammad
Fadhil Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis lepas

Manusia yang kadang suka menulis. Kadang juga berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Balik Ilusi Kebangkitan PKI

7 Januari 2021   14:06 Diperbarui: 7 Januari 2021   14:12 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: https://youtu.be/GWc9PHWXmnY)

Dalam istilah demografi, generasi Y adalah orang yang lahir pada rentang tahun 1980-1996 sedangkan generasi Z adalah orang yang lahir pada rentang tahun 1996-2010. Pengelompokkan istilah ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi-informasi. Sudah menjadi rahasia umum, perkembangan teknologi-informasi berpengaruh pada sosial, ekonomi, budaya dan politik. Kita sebut saja era digital. Baik generasi Y maupun Z sudah akrab dengan dunia digital. Meskipun ada beberapa yang tidak. Dunia digital pun tidak terlepas dari realitas sosial-politik-ekonomi. Banyak sekali isu yang menjadi pembahasan di dunia digital.

Ketika tatanan pemerintah berserta instrumen media sudah didominasi oleh kuasa oligarki, maka salah satu cara untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya oligarki yaitu dengan membangun media alternatif. Mengapa ini penting? Karena melalui media alternatif, masyarakat dapat bebas berpendapat tentang keresahan, ketidakadilan atau penyimpangan yang dilakukan oleh negara. Seperti di Twitter, setiap hari selalu saja ada pembahasan. Ini sebenarnya bisa dijadikan kesempatan untuk membahas tentang oligarki. Mulai dari pengertian, sistem, hingga bukti empiris bahwa para oligark sudah mendominasi sistem pemerintahan di Indonesia. Membangun media alternatif sekaligus bentuk perlawanan kita terhadap media mainstream yang sudah dikuasai oleh oligarki.

Inilah yang sebenarnya musuh kita bersama. Ya, OLIGARKI. Bukan isu kebangkitan PKI dan komunisme. Sebenarnya, isu kebangkitan PKI yang diinisiasi oleh kelompok populis sayap kanan cenderung menyesatkan. Perlu diingat bahwa pertarungan bentuk populisme di Indonesia, baik dengan model Islam maupun yang bercorak nasionalis, tidak terlepas dari alat oligarki dalam upaya mendapatkan kekuasaan dan sumber daya (Hadiz & Robinson, 2017). Fatal akibatnya jika pemerintah ini seluruhnya sudah jatuh ke tangan oligarki. Karena nantinya, kepentingan masyarakat umum akan diabaikan demi kepentingan oligarki.

*Tulisan ini pernah dipublikasikan di ruangonline.com dengan judul berbeda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun