Mohon tunggu...
Fazza Zevana Maheswara
Fazza Zevana Maheswara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Fazza Zevana Maheswara. Saya adalah Mahasiswa Aktif Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Informatika. Saya berasal dari Kota Batu, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Profesionalisme dan Kode Etik di tengah era TIK dan Generative AI

9 November 2024   15:07 Diperbarui: 9 November 2024   15:25 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pendahuluan

Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) adalah istilah yang mencakup peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Saat ini perkembangan TIK sangatlah pesat, ditandai dengan berkembangnya penggunaan TIK pada seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, bahkan politik. Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini ramai digunakan oleh banyak orang adalah Artificial Intelligence (AI). AI adalah sistem yang dirancang agar komputer terus belajar melalui data-data yang diberikan. AI memberikan suatu inovasi yang mempermudah kehidupan manusia. AI sangat mudah untuk digunakan, dengan hanya memasukkan suatu perintah, AI akan langsung menjawab apa yang anda tanyakan tanpa harus memilih artikel atau website untuk menjawabnya seperti yang biasa kita lakukan saat mencari informasi menggunakan Google. Contoh penggunaan AI yang saat ini banyak digunakan adalah ChatGPT dan BlackBox yang dapat membantu untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.

Namun, penggunaan AI tidak selalu memberikan dampak positif terhadap pengguna, namun banyak juga dampak negatifnya. Seseorang yang menggunakan AI dengan tidak benar adalah ketika dia menggunakan AI tidak sesuai porsinya, misalnya ketika seseorang memiliki banyak tugas dan ia menanyakan semuanya kepada AI tanpa membacanya, ini akan mempersempit pengetahuan mereka tentang tugas yang diberikan, membuat mereka malas belajar karena hanya mengandalkan AI, serta menurunkan kecerdasan.

Di tengah era TIK dan Generative AI yang semakin maju, profesionalisme dan kode etik sangatlah penting. Tanpa adanya profesionalisme, teknologi ini akan berisiko digunakan dengan tujuan yang tidak bertanggung jawab, seperti penyebaran informasi palsu dan pelanggaran privasi. Seorang profesional harus menjamin keamanan sistem kerja program tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya. Kode etik juga tidak kalah pentingnya, Kode etik merupakan suatu pedoman atau panduan yang digunakan untuk mengatur perilaku dan tindakan suatu pelaku profesi. Kode etik ini memastikan bahwa seorang profesional TIK memiliki panduan yang membantu mereka dalam berkontribusi positif kepada masyarakat dan mempertimbangkan aspek sosial dalam menciptakan inovasi teknologi yang relevan.

Pembahasan

Profesionalisme dalam bidang TIK adalah suatu syarat yang harus dipenuhi oleh semua karyawan untuk menjalankan pekerjaan secara tepat dan sesuai dengan ketentuan yang ada pada suatu perusahaan, dimana seorang pekerja yang menjalankan suatu profesi wajib menggunakannya tanpa syarat berprestasi, karena profesionalisme kerja, para pekerja akan lebih unggul di mata perusahaan. Profesionalisme merujuk pada perilaku seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas seorang pekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Untuk mendapatkan profesionalisme jelas tidak mudah, diperlukan upaya dan tindakan nyata seseorang untuk menerima materai, bahwa pekerja tersebut adalah seorang profesional di bidangnya. Di era digital seperti sekarang ini, profesionalisme sangat penting karena teknologi informasi selalu berhubungan dengan manusia dalam kehidupan sehari-harinya, mulai dari keamanan data hingga kenyamanan pengguna teknologi.

Kode Etik ACM (Association for Computing Machinery) adalah salah satu standar etika yang menyediakan kerangka kerja untuk perilaku etis para profesional komputasi melalui serangkaian pedoman untuk bekerja secara positif di industri teknologi. Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM bertujuan untuk membantu para profesional merefleksikan dampak dari pekerjaan mereka dan bertindak secara bertanggung jawab. Kode etik ini dibagi menjadi empat bagian.

Bagian 1 Prinsip-prinsip Etika Umum menyatakan bahwa seorang profesional bidang komputasi harus berkontribusi pada masyarakat dan kesejahteraan manusia, menghindari bahaya, jujur dan dapat dipercaya; bersikap adil dan mengambil tindakan untuk tidak melakukan diskriminasi; menghargai pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan ide, penemuan, karya kreatif, dan artefak komputasi yang baru; serta menghargai privasi dan menghormati kerahasiaan. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar bagi perilaku etis.

Bagian 2 Tanggung Jawab Profesional mengeksplorasi tanggung jawab profesional komputasi yang terkait dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Contoh dari tanggung jawab ini adalah berusaha untuk mencapai kualitas yang tinggi; mengetahui dan menghormati peraturan yang ada terkait dengan pekerjaan profesional; menerima dan memberikan tinjauan profesional yang sesuai; menumbuhkan kesadaran publik; pemahaman tentang komputasi, teknologi terkait, dan konsekuensinya; serta merancang dan mengimplementasikan sistem yang aman dan dapat digunakan dengan baik.

Bagian 3 Prinsip Kepemimpinan Profesional memberikan panduan bagi individu yang memiliki peran kepemimpinan. Contoh prinsip yang disebutkan dalam bagian ini adalah memastikan bahwa kepentingan umum menjadi perhatian utama dalam semua pekerjaan komputasi profesional, mengelola personel dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja, menciptakan peluang bagi anggota organisasi atau kelompok untuk tumbuh sebagai profesional, dan mengenali serta memberikan perhatian khusus pada sistem yang terintegrasi ke dalam infrastruktur masyarakat.

Bagian 4 Kepatuhan Terhadap Kode Etik memastikan komitmen terhadap kode etik dengan menyatakan bahwa seorang profesional komputasi harus menjunjung tinggi, mempromosikan, dan menghormati prinsip-prinsip kode etik serta memperlakukan pelanggaran kode etik sebagai hal yang tidak sesuai dengan keanggotaan di ACM.

Dari pembahasan tentang profesionalisme di atas, sebagai seorang mahasiswa yang ingin terjun sebagai profesional TIK harus mempersiapkan diri dengan baik agar siap menghadapi tuntutan etika dan profesionalisme di dunia kerja. Mereka harus memiliki keterampilan teknis di bidang mereka, seperti pemrograman atau pengembangan aplikasi sesuai dengan profesi apa yang mereka tempati. Selain keterampilan teknis, soft skill juga sangat diperlukan di dunia kerja, seperti komunikasi, kerja tim dan problem solving. Pengalaman Magang atau Proyek Nyata juga sangat membantu mahasiswa memahami bagaimana kondisi kerja yang sebenarnya. Sebagai profesional TIK, mahasiswa harus mengerti kode etik di bidang TIK seperti yang diterapkan dalam ACM, untuk membantu mereka membuat keputusan etis di dunia kerja. Pengetahuan ini akan didapatkan melalui mata kuliah Etika dan Profesi.

Opini Utama

Di era teknologi yang semakin berkembang, profesionalisme merupakan peran utama dalam membawa perubahan bagi organisasi dan kemanusiaan. Teknologi dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat atau bisa juga menjadi sarana untuk kehancuran. Seorang profesional TI harus memiliki kode etik yang tepat, sikap yang benar, dan nilai-nilai moral yang baik serta tidak boleh menyalahgunakan teknologi. Di era sekarang ini, penyalahgunaan teknologi telah meluas. Dengan munculnya internet, banyak terjadi perilaku tidak etis dan tidak profesional yang telah menyebabkan masalah serius, seperti contohnya munculnya virus pada komputer, Spamming dan peretasan. Ketika seseorang diajarkan tentang apa itu IT, orang tersebut harus diberi tahu tentang konsekunsi yang diakibatkan perilaku tidak etis yang dilakukannya. Profesionalisme harus benar-benar dipatuhi di lembaga dan harus dipraktikkan sejak dini.

Saran dan kebijakan bagi stakeholder terkait untuk pengembangan profesi bidang TIK kedepannya adalah suatu perusahaan perlu menyediakan pelatihan rutin mengenai etika dan profesionalisme agar dapat mengurangi risiko pelanggaran etika di bidang TIK. Selain itu, stakeholder di seluruh sektor perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan profesionalisme di bidang TIK, guna memastikan bahwa teknologi yang dihasilkan dapat menjadi solusi yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan bagi masyarakat luas.

Daftar Pustaka

UKEssays. (November 2018). Professionalism In Information Technology. Retrieved from https://www.ukessays.com/essays/information-technology/the-ethics-and-professionalism-in-information-technology-information-technology-essay.php?vref=1

https://portalpublikasi.id/2023/05/13/perkembangan-teknologi-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-atau-ai/

https://axios.id/perkembangan-terbaru-dalam-pengembangan-tik-menyongsong-masa-depan-digital/

https://pasla.jambiprov.go.id/kode-etik-profesi-pengertian-tujuan-dan-prinsip/

https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/penggunaan-teknologi-informasi-dalam-penerapan-etika-profesi-di-masyarakat

https://www.acm.org/code-of-ethics

https://books.google.co.id/books?id=2LqeEAAAQBAJ&lpg=PA6&ots=x9G0qujoeA&dq

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun