Mohon tunggu...
Fahrizal A.Z Mursalin
Fahrizal A.Z Mursalin Mohon Tunggu... -

Little boy, who desperately want to make books. Mmm, Like a writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

'Terima Kasih' Aku Merindu

11 Juni 2013   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seiring derai air mata yang mengalir. Seiring lanturan kata kasar yang terucap. Bentakan dan teriakan tentunya atas dasar 'takut kehilangan'. Pertengkaran memang sering terjadi, tapi tidak bagi kata 'cukup sampai di sini'. Beberapa kali kata maaf dilanturkan. Beberapa kali memaafkan menghapus gundah di hati. Bukan karena ia bodoh. Bukan karena ia pasrah. Kasih sayang yang tentunya melekat kuat cukup memaafkan semuanya. Kasih sayang juga yang tentunya mampu mengusap lembut air mata yang mengalir.

"Jangan gitu lagi ya. Aku sayang kamu"

Entah mengapa, kesempatan terus saja ada. Walau kerap kali terulang dan terulang lagi, kesempatan itu tak hentinya ia berikan. Ialah wanita. Yang berharap kamu kembali ke jalan yang lebih baik dengannya. Bekas tamparan di pipi tak mampu menahannya untuk berkata "aku maafkan kamu". Bengkak tangis matanya yang tetap sabar menunggu mu untuk berubah. Santun kasih sayang yang terucap cukup melawan kasar teriak ke egoisan mu. Tapi tetap saja itu salah.

Seberapapun pengorbanan mu. Seberapa lamapun kamu menunggu. Semuanya tidak akan berubah tanpa komunikasi yang jelas.

"ya udah aku mengalah. Aku yang salah. Aku diam"

Boleh, itu cukup menghentikan semuanya. Tapi tidak selanjutnya.

Sebuah komunikasi tentunya sangat penting di sini. Sebuah penjelasan lengkap tanpa memikirkan gengsi perlu di ucapkan. 'Aku kan cewe, gak mungkin aku memulai duluan'. Gengsi atau egois yang jelas itu menyiksa diri sendiri. Untuk seorang yang kamu sayangi. Untuk seorang yang kamu harapkan dapat membahagiakan mu kelak. Saling memberi tahu dan terbuka tentunya sangat penting.
-
"boleh aku duduk di situ?" tanya wanita itu sambil menunjuk tempat kosong di seblahku.

"ohiya, silahkan" kata ku sambil menghentikan petikan gitar.

"makasih." ucapnya tersiak nangis.

"nih." kata ku menyodorkan segelas teh yang belum aku minum tadi.

"gak usah, makasih." katanya mulai berhenti menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun