Renata mulai menyadari bahwa selama ini bukan dirinya yang menjadi penyebab semua masalah, melainkan bayangan di cermin itu yang telah memanipulasi dirinya. Bayangan itu telah mencuri identitasnya, menciptakan berbagai masalah atas namanya, dan membuatnya terlihat seperti orang yang selalu bersalah.Renata kembali ke kafe dengan perasaan marah bercampur penasaran. Tatapannya tertuju padaMaya dan Andi yang sedang berbisik serius. Dengan perlahan, ia mengangkat cermin yang dibawanya dan mengarahkannya ke arah mereka berdua. Saat melihat bayangannya sendiri terpantul di cermin dengan ekspresi wajah yang menyeramkan, Maya dan Andi sontak terkejut."Apa...apa ini?" tanya Andi, tergagap."Ini dalang di balik semua masalah," kata Renata dengan nada dingin. "Bayangan di cermin ini yang selama ini membuat terlihat buruk."Maya dan Andi saling memandang dengan bingung. Mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun ketika bayangan di cermin itu mulai bergerak, Maya dan Andi dapat merasakan kengerian yang nyata.Â
Bayangan itu seperti hidup, dan seolah ingin keluar dari cermin itu."Renata, aku benar-benar minta maaf. Saya tidak tahu ada yang seperti ini," kata Andi, wajahnya pucat pasi."Aku juga minta maaf, Ren," Maya juga merasa bersalah karena telah menyalahkan Renata selama ini.4"Tidak apa-apa," jawab Renata, ia tahu bahwa bukan mereka yang salah, tetapi bayangan di cermin itu harus bertanggung jawab.
Dengan perasaan campur aduk, Renata meletakkan kembali cermin itu. Ia menyadari bahwa perjalanannya masih panjang. Ia masih harus berjuang melawan bayang-bayang yang selama ini menghantui hidupnya. Namun, Renata tidak lagi merasa sendirian. Ia mulai memahami bahwa masalah yang dihadapinya tidak sepenuhnya salah dirinya. Ia juga menyadari bahwa ada beberapa hal dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan secara logis.Sejak hari itu, Renata menjadi lebih waspada. Ia selalu memperhatikan setiap detail, setiap bayangan yang menyelimuti sekitarnya. Ia menyadari bahwa dunia ini penuh dengan misteri, dan terkadang hal-hal yang tak kasat mata jauh lebih berbahaya daripada yang terlihat. Ia juga merasa lebih kuat, karena yakin kini ia memiliki kekuatan untuk menghadapi segala rintangan yang datang. Ia tidak lagi membiarkan bayangan itu mengendalikannya. Dialah yang menentukan jalan hidupnya.
Malam itu, sebelum tidur, Renata kembali menatap cerminnya. Bayangan dirinya masih sama, namun kali ini, di balik bayangan dirinya, tidak ada lagi bayangan jahat. Renata tipis tersenyum, ia tahu, pertempuran belum selesai, tapi kini ia punya senjata, yaitu kesadaran. Ia menutup rapat cerminnya dan hendak tidur, siap menghadapi hari esok yang penuh dengan misteri dan tantangan. Namun, ada satu pertanyaan yang tetap mengganjal di pikiran, siapa sebenarnya bayangan jahat itu? Dan dari mana ia berasal?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI