Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah bila itu cahayamu. (Instagram/fazil.abdullah

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belang yang Dikenang

22 Agustus 2024   21:53 Diperbarui: 23 Agustus 2024   17:39 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Sementara itu, Kancil dan Orangutan  berusaha menyadarkan hewan-hewan lain bahwa kekuasaan yang dijalankan Harimau Muda bermasalah dan timpang. Namun, sia-sia. Mereka apatis, sibuk dengan masalah diri selingkar dan tujuan masing-masing, takut melawan, atau terbuai remah-remah daging yang terciprat dari kekuasaan Harimau Muda. Lalu demi mempertahankan mendapatkan remah-remah dan mengayakan diri, sibuk menjatuhkan sesama dan menambah pendapatan remah-remah.

***

Dalam keadaan dan suasana begitu, savana didatangi sekelompok makhluk asing dari balik pegunungan. Mereka adalah para pembangun dari negeri seberang.

Mereka mendekati Harimau Muda.  Menawarkan kerjasama yang menggiurkan: mereka akan membantu Harimau Muda mengeksploitasi sumber daya savana agar bisa menghasilkan lebih berlimpah-limpah.  Harimau Muda tergiur. Ia hanya perlu modal memberikan izin dan perlindungan kepada pembangun.

Tanpa berpikir panjang, ia menyetujui kerjasama tersebut, mengabaikan nasihat Orangutan dan Kancil yang memperingatkannya akan bahaya eksploitasi alam. Harimau Muda, melihat kesempatan memperkaya diri berbanding lurus memperkuat posisinya sebagai penguasa savana. Kekayaan yang dimiliki bisa menutup dampak eksploitasi alam. Masih bisa dikontrol. Ia punya pembelaan.

"Ini adalah kesempatan emas!" serunya pada kelompok setianya. "Kita akan menjadi kaya raya! Menyejahterakan rakyat. Savana kita akan menjadi terkuat dan disegani di seluruh negeri tanpa lagi di sepelekan!" serunya pada hewan-hewan yang apatis. Sejahtera adalah nyanyian yang selalu keluar dari mulut penguasa. Mereka bosan mendengar nyanyian mimpi itu.

***

Para pembangun segera memulai aksinya. Mereka menebangi pohon-pohon besar, menggali tanah mencari mineral berharga, dan membangun pabrik-pabrik yang mencemari sungai dan udara. Perlahan tapi pasti, Savana yang dulu hijau dan subur berubah gersang dan tandus. Hewan-hewan lain menyaksikan semua ini dengan perasaan campur aduk. Tapi tanpa daya apa-apa.

"Biarkan saja mereka," kata seekor Kijang dengan acuh tak acuh. "Selama aku masih bisa makan dan minum, aku tidak peduli."

"Ah, aku makin susah cari makan," kata Kelinci dan Tupai. Tanah yang terkuliti dan pohon yang meranggas tak lagi murah hati memberi rezeki. Malah memberi ancaman yang menganga dari pemangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun