***
Sabang menyambut kapal dengan garang matahari. Kapal merapat di dermaga. Para penumpang turun. Akmal masih di ruang pengamanan. Belum boleh turun.
 "Tunggu Polisi dan orang tuamu yang jemput," kata awak kapal.Â
Akmal mendadak panik. Ia seperti kesurupan. Mendobrak para awak kapal. Hendak ia melompat lagi ke laut. Tapi berhasil disergap awak kapal.Â
Awak kapal bila tidak mengingat si anak muda sedang stres, mau ditimpuk kepala Akmal."Kau takut orang tua atau polisi?"Â
"Keduanya," sahut Akmal lirih.Â
Awak kapal geram dalam hati. Mau dijitak, tapi berhasil ia tahan diri.
"Entah apa di pikiranmu terhadap mereka," kata Awak kapal lunak. Dia cengkeram bahu Akmal erat. "Tapi ingat dan camkan kata-kataku, ya. Mereka itu pelindung! Kau ngerti pelindung?! Ngerti kan? Jadi, apapun kata dan perbuatan mereka sama kau itu artinya melindungimu! Jangan kau pikir laen dari itu. Ingat aja, artinya melindungimu! Ngerti?!"Â
Akmal kini mendadak mematung. Seperti telah jinak. (*)Â
---
Note: cerita ini dibuat secara fiktif berdasarkan peristiwa nyata.Â