Matahari jelang siang itu menyengat. Kapal membelah lautan, meninggalkan pelabuhan Banda Aceh menuju Sabang. Di antara penumpang, ada Akmal. Wajah anak muda itu sendu. Pandangannya kosong.Â
"Akun Mobile Legends-ku, hilang. Omak oi... " rintihnya lirih, mengingat tragedi beberapa hari lalu. Akun game Mobile Legendsnya yang menjadi simbol kehebatannya, tempat pelariannya, direnggut peretas. Jiwanya pun dirasa runtuh. Ambruk seperti rumah kehilangan pondasi.Â
Kapal terus melaju. Ombak terbelah. Angin berdesir. Pikiran Akmal pun masih terbelah. Ke akun yang hilang. Ke identitas yang terenggut. Ke hidup yang tak lagi berarti.
"Gak semangat aku hidup. Omak oi.. Hampa kali jiwaku," lirihnya.
Tiba-tiba, Akmal berdiri. Wajahnya tegang. Matanya nanar. Dia berjalan ke tepi kapal. Lalu, tanpa ragu, dia melompat.Â
Jeritan penumpang memecah kesunyian. Awak kapal siaga.Â
***
Kapten kapal berbalik arah. Mencari penumpang yang melompat dari kenyataan. Â Akmal, sang legenda Mobile Legends, kini terombang-ambing di lautan. Antara hidup dan mati. Antara dunia maya dan nyata.
Air laut memeluk tubuh Akmal. Ombak mengombang-ambing tubuhnya. Teriakan penumpang kapal terdengar samar. Tapi Akmal menutup inderanya dari kenyataaan. Ia membiarkan tubuhnya terombang-ambing. Menunggu tenggelam. Hilang dari kenyataan.Â
Tiba-tiba, seutas tali melingkar di pinggangnya. Akmal ditarik ke atas. Ke permukaan. Ke kenyataan meski di perahu kecil. Seorang nelayan menyelamatkan Akmal.Â