Masyarakat desa yang pecah kebersamaan ideal itu, dalam kesimpulan saya, berpeluang besar juga mengalami perasaan kosong. Banyak orang, bersama, tetapi tak dekat secara emosional, tulus dan ikhlas. Hanya berasaskan kepentingan dan transaksional saja, saya kira akan berpeluang besar mengalami perasaan kosong. Hanya saja perasaan kosong ini tak seberapa besar dibandingkan perasaan putus asa (hopelessness) di masyarakat desa. Perasaan putus asa ini, saya amati lebih sering menjangkit masyarakat desa ketika harga naik, panen gagal, harga panen anjlok, pekerjaan sulit, hiburan kurang, kebutuhan terus mendesak dipenuhi, dan ketika sakit susah mendapat sarana dan pelayanan kesehatan.
Meskipun masyarakat desa muncul depresi karena perasaan putus asa (hopelessness) dan berpeluang depresi karena perasaan kosong (emptiness), masyarakat desa tak rentan seperti masyarakat kota. Ketidakrentanan ini karena saya perhatikan masih kuat kebersamaannya secara posisti meskipun sudah mulai berkurang. Jika pecah total kebersamaan ini, saat itu, saya kira, desa pun sama rentannya depresi karena perasaan putus asa (hopelessness) dan perasaan kosong (emptiness) seperti masyarakat kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H