Mohon tunggu...
Fahmi Aziz
Fahmi Aziz Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat kata

Selanjutnya

Tutup

Money

Siap-siap Bypass Petani Go Digital

25 Desember 2019   00:30 Diperbarui: 25 Desember 2019   07:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanfaatan e-commerce dan marketplace yang umum digunakan. Sumber: financialexpress.com

Ilustrasi sistem logistik. Sumber: bangka.tribunnews.com
Ilustrasi sistem logistik. Sumber: bangka.tribunnews.com
Sebelumnya, mari kita lakukan beberapa perhitungan terlebih dahulu. Tercatat jumlah pekerja di sektor pertanian kita -- berdasar data BPS pada Agustus 2019 lalu - jumlahnya mencapai 34,58 juta jiwa. Mereka memenuhi kebutuhan pangan dan konsumsi seluruh penduduk dengan total lebih dari 270 juta jiwa.

Sementara salah satu pemain strartup agritech, TaniHub saat ini sudah bermitra dengan 35 ribu petani. Dalam tiga tahun ke depan, CEO dan co-founder PT TaniHub Indonesia Ivan Arie, menargetkan akan menggandeng satu juta petani. Menurut Ivan, sebenarnya ada banyak petani yang menunggu untuk bisa dibeli produknya. "Hanya, kami masih menyeleraskan dengan market-nya. Market-nya ada atau tidak untuk menyerap produk sebesar itu," katanya seperti dilansir dari swa.co.id.

Dalam analisis saya, salah satu faktor penarik pasar adalah tren. Seperti yang kita ingat tren belanja daring mulai merebak saat munculnya marketplace tokobagus.com (yang saat ini menjadi olx.co.id) tahun 2005. Saat itu, komoditasnya masih sebatas aksesoris gadget, mobil bekas, dan beberapa produk lainnya. Kemudian makin berkembang dengan umumnya pembayaran digital sekitar 2007. Budaya online shopping ini makin agresif dengan hadirnya berbagai macam startup e-commerce pada 2015-an.

Bukan tidak mungkin, komoditas pangan dan hasil pertanian turut menjadi produk yang paling banyak dicari dalam hitungan beberapa tahun kemudian. Prasyarat keberadaan dompet digital dan pembayaran via mobile sudah marak dipakai. Ditambah, banyak startup agritech yang bermunculan dengan berbagai kelebihannya.

Bayangkan bila, seluruh produksi petani di Indonesia terserap di pasar online. Ini merupakan perputaran ekonomi yang sangat besar. Tinggal melengkapinya, dari sisi logistik  untuk menjawab tuntutan itu. Mungkin tak jadi soal, untuk komoditas pertanian kering seperti beras, gula, kopi dan lain sebagainya.

Namun masih menjadi pekerjaan rumah untuk penanganan logistik komoditas segar seperti sayuran dan buah-buahan. Perlu pengaturan tertentu, seperti packing kayu, asuransi pengiriman, temperatur suhu dan estimasi pengiriman yang singkat.

Kesiapan J&T Sebagai Perusahaan Logisitk Berbasis Digital

Kurir J&T Express mengantarkan kiriman ke pelanggan. Sumber: biz.kompas.com
Kurir J&T Express mengantarkan kiriman ke pelanggan. Sumber: biz.kompas.com
Melihat potensi pasar daring pangan dan pertanian, diharapkan J&T Express menjadi pemain logistik yang memenuhi tuntutan market tersebut. Bukan tanpa sebab, perusahaan pengiriman barang ini terbukti mampu menunjukkan kinerja sangat positif hanya dalam waktu empat tahun. Pencapaian ini tidak lepas dengan pemanfaatan teknologi yang inovatif.

Seperti diketahui, komoditas pangan dan konsumsi merupakan kebutuhan primer manusia. Bisa dibayangkan bila memang pasar daring produk ini sudah aktif, seberapa ramainya lalu-lalang pengiriman barang. J&T memiliki solusi di dalam menjawab tantangan ini. Yakni dengan menggunakan teknologi mesin sortir otomatis yang mampu menyortir hingga 30.000 paket per hari dengan 108 destinasi. Selain efisien, teknologi ini juga mampu meminimalisir human error.

Mesin sortir itu ditempatkan di tiga lokasi gudang. Yakni Surabaya, Semarang, dan Bandung. Sementara di Jakarta dalam waktu dekat akan selesai pembangunan megahub, tentunya dilengkapi fasilitas mesin sortir otomatisnya. Tidak hanya itu, untuk mempercepat penyortiran, dilengkapi pula mesin x-ray. Mesin ini akan memangkas antrian sortir sampai 2-3 jam.

Setiap hari, J&T mampu melayani pengiriman rata-rata 1 juta paket di luar musim puncak. Bahkan, pada pekan Harbolnas lalu, J&T berhasil mengirim 10 juta paket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun