Mohon tunggu...
Faza Nailun
Faza Nailun Mohon Tunggu... Psikolog - Younger Mom

Merubah hobi sambat menjadi hobi baca dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Autis Memiliki Hak yang Sama

19 Oktober 2020   20:06 Diperbarui: 19 Oktober 2020   20:10 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Prinsip fundamental hak asasi manusia secara universal untuk semua, tanpa terkecuali penyandang disabilitas".

Mengutip dari laman UN (United Nations) telah dideklarasikan bahwa tanggal 2 April sebagai World Autism Awareness Day. Dalam sejarahnya, keluarga besar Perserikatan Bangsa Bangsa telah mempromosikan hak hak untuk penyandang disabilitas, termasuk hak untuk mengenyam pendidikan yang sama seperti orang normal laiinya dan hak untuk perkembangan mereka. 

Kemudian pada tahun 2008 konvensi hak hak penyandang disabilitas mulai berlaku, tentang penegasan kembali prinsip fundamental hak asasi manusia secara universal untuk semua. Tidak lain, dan tidak bukan tujuan nya adalah untuk mempromosikan, melindungi dan memberikan kenyamanan penuh kepada seluruh penyandang disabilitas juga memberikan kebebasan fundamental untuk martabat mereka. 

Ini merupakan langkah yang baik untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, saling menghargai perbedaan dan peduli kepada semua. Kemudian, memberikan hak kesetaraan hidup kepada anak autis dan orang dewasa autis agar mendapatkan kehidupan yang bermakna seperti masyarakat pada umumnya. Dengan dideklarasikan nya World Autism Awareness Day bertujuan untuk menyoroti betapa pentingnya membantu menyejahterakan autis dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, karena mereka adalah bagian dari masyarakat.

Autism adalah kondisi seorang individu yang memiliki gangguan perkembangan yang mempengaruhi komunikasi-verbal, non-verbal, dan interaksi sosial. Pada hal ini umumnya terjadi pada anak yang berusia sebelum menginjak 3 tahun. Tingkat keparahan autis, biasanya disebut Spektrum.

Spectrum autism sendiri memiliki tingkat yang berbeda beda masing masing individu. Kebanyakan orang autis, disebabkan karena terdapat gen yang sama. 

Namun, jika terdapat faktor genetik dan lingkungan seperti paparan racun, asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, dan gaya hidup tidak sehat saat hamil, maka risiko terjadinya autisme akan meningkat. Kemudian, apa saja ciri-ciri anak autis? Gejala autisme sangat bervariasi, dan setiap anak dengan kondisi ini akan menunjukkan gejala yang berbeda. Namun secara umum ciri-ciri anak autis meliputi 3 ciri utama, yaitu:

Pertama, kesulitan dalam berkomunikasi. Masalah komunikasi yang sering dihadapi anak autis antara lain kesulitan berbicara, menulis, membaca dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. 

Pada gilirannya, hal ini membuat sulit untuk memulai percakapan dan memahami arti kata atau instruksi yang diberikan oleh orang lain. Sangat umum bagi anak autis untuk mengucapkan sepatah kata berulang kali, atau pernah mendengarnya beberapa waktu yang lalu, dengan nada tertentu atau seperti kata-kata yang berdengung, atau sering kehilangan kesabaran.

Kedua, gangguan dalam bersosialisasi. Salah satu ciri anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak autis sering terlihat kecanduan dengan dunianya sendiri, sehingga sulit untuk berhubungan dengan orang di sekitarnya. 

Terkadang, anak autis terlihat tidak responsif atau sensitif terhadap perasaan dirinya atau orang lain. Oleh karena itu, anak autis biasanya merasa kesulitan untuk berteman, bermain dan berbagi mainan dengan temannya, atau fokus pada objek atau topik di sekolah.

Ketiga, gangguan perilaku. Berikut adalah beberapa perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak-anak autisme:

Marah, menangis atau tertawa tanpa alasan

Hanya suka makan makanan tertentu

Melakukan tindakan - tindakan berulang tertentu, seperti melambaikan tangan atau berbalik

Dll

Namun, gejala autisme tidak selalu buruk. Beberapa anak autis memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti bisa belajar secara detail kemudian mengingat dalam waktu yang lama, dan tertarik untuk belajar seni musik dan seni lukis. Adaupun tips-tips untuk meningkatkan komunikasi dengan anak autis, cekidottt

Pertama, menggunakan visual. Untuk anak nonverbal, menggunakan gambar untuk visualisasi dapat membantu anak lebih memahami apa yang Anda katakan. Menggunakan gambar untuk saling berkomunikasi akan memudahkan anak untuk menanyakan apa yang mereka inginkan atau butuhkan. 

Selain itu, kartu yang mengekspresikan emosi dapat membantu anak autis lebih memahami dan mengkomunikasikan emosi. Visi mendorong anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain, dan interaksi ini dapat berkembang menjadi bahasa. Dengan perkembangan teknologi, aplikasi untuk smartphone dan tablet dapat mencapai tujuan yang sama.

Kedua, memberi pemahaman dari suatu ucapan. Metode ini cocok untuk anak autis yang bermasalah dengan kosa kata fungsional. Bicaralah dengan jelas dan jangan ubah bahasa Anda. Karena anak-anak suka mengikuti kosakata, mereka tidak mengerti artinya saat mendengarkan dan berbicara. 

Oleh karena itu, jangan gunakan ironi, frasa atau angka lain yang dapat membingungkan anak Anda. Ketika anak Anda sering mengatakan sesuatu dalam konteks yang tidak tepat, Anda perlu mencari ungkapan lain yang mudah dipahami.

Ketiga, meluangkan waktu untuk mengajar. Anda akan membutuhkan banyak kesabaran saat mengajar anak Anda, tetapi ketika Anda mengetahui kebutuhan anak Anda, jangan terburu-buru memberikan kebutuhannya kepada anak Anda. 

Keterampilan bahasa mereka akan dikembangkan melalui item yang diminta daripada akuisisi otomatis. Begitu pula saat saling berkomunikasi tentang urusan sehari-hari. Bicaralah perlahan, dan beri anak Anda cukup waktu untuk memikirkan dan menanggapi kata-kata Anda. Anda juga dapat menambahkan isyarat yang sesuai dengan kata-kata Anda. Dan jangan lupa untuk memuji dan menghargai mereka karena telah belajar dari Anda.

Keempat, beralih ke binatang. Meskipun hewan tidak mengajari anak-anak berbicara, mereka dapat membantu anak autis berkomunikasi lebih baik dengan orang lain. Hewan peliharaan juga bisa mengurangi stres dan menenangkan anak yang terlalu bersemangat. Salah satu kendala dalam berkomunikasi dengan anak-anak ini adalah rangsangan dan kebisingan yang berlebihan. Hewan dapat menenangkannya dan membantunya fokus pada orang lain yang mungkin mencoba berkomunikasi dengannya. 

Hewan juga dapat membantu anak-anak ini merasa diterima. Misalnya, ketika anak-anak ini takut berbicara dan gagal, kehadiran hewan memungkinkan mereka untuk meyakinkan mereka. Dengan cara ini, di antara anak-anak yang mengalami kesulitan bersosialisasi dan berempati, hewan dapat membuka hati mereka dan meningkatkan kepekaannya terhadap perasaan orang lain.

Kelima, bantuan professional. Intervensi dini akan sangat membantu semua anak tunagrahita, termasuk anak autis. Semakin cepat mereka diperkenalkan ke terapi wicara, semakin besar kemungkinan mereka memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. 

Para ahli memahami berbagai strategi untuk mendorong komunikasi, dan pertama-tama memperhatikan keterampilan bahasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Pengasuh dan pendidik belajar dengan terapis wicara bagaimana terus berlatih dan menggunakan keterampilan bahasa baru dengan anak-anak mereka. Anak autis membutuhkan dukungan tambahan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka. Terlepas dari status bicara anak, Anda dapat membantu anak autis berkomunikasi secara visual, berbicara bahasa tertentu, bersabar, dan melakukannya dengan bantuan hewan dan profesional di bidangnya.

Untuk para pembaca artikel ku yang membahas tentang autisme ini, pasti masih banyak sekali kekurangan. Semoga dapat memberikan manfaat untuk semuanya, pesan saya 'jangan adalagi deskriminasi autisme, semua memiliki kesempatan yang sama untuk hidup'.

Okeeee sampai jumpa lagiiii dengan artikelku yang selanjutnya hehe :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun