Mohon tunggu...
Faza Faizatul Ummah
Faza Faizatul Ummah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWI IAIN JEMBER Jangan lupa follow instagram @fazafzh_

siapa yang bertahan dia yang kuat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode dalam Filsafat Pendidikan (Positivisme, Fenomenologi, dan Kritis)

19 Maret 2020   07:18 Diperbarui: 15 Juni 2021   12:17 3274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Metode dalam Filsafat Pendidikan (Positivisme, Fenomenologi, dan Kritis) (unsplash/inaki de olmo)

Kedua , aktual contohnya seperti selalu mengikuti perkembangan zaman sedangkan pedidikan pada era ini sangatlah berkembang pesat. Ketiga, realistik contohnya selalu berbicara/mengemukakan pendapat berdasarkan pada realita atau kenyataannya.

Metode Fenomenalogis

Hakikat dari metode ini, fenomenalogis berasal dari bahasa Yunani yaitu feinomenon berarti tampak, memperlihatkan dan logos berarti kata, ucapan, radio, dan pertimbangan. 

Fenomenalogis merupakan metode dan filsafat, fenomenalogis memberitakan langkah-langkah yang harus diambil. Fenomenalogis mempelajari dan menemukan ciri-ciri intrinsik fenomena-fenomena sebagaimana fenomena tersebut menyikapkan diri pada perbedaan. 

Untuk mencapai kesadaran, kita harus belajar dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari secara umum dapat dilihat dari dua sisi yaitu fenomenalogis merupakan reaksi terhadap positivisme dan merupakan berbagai kritik terhadap pemikiran tentang fenomena-fenomena. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode fenomenalogis yaitu suatu kajian yang terhadap fenomena yang nampak dalam kesadaran kita, dapat dilihat secara indrawi dan terjadi secara nyata.

Baca juga : Hubungan Ontologi dan Filsafat Pendidikan

Metode Kritis

Metode kritis merupakan metode yang lebih menggunakan rasio (akal) yang memiliki hubungan timbal balik antara guru dengan murid. 

Metode ini bersifat praktis dan dijelaskan dalam percakapan-percakapan, dalam metode ini tidak memiliki fakta-fakta melainkan menganalisis dari berbagai aturan-aturan atau pendapat dari kebanyakan orang. 

Metode ini biasanya disebut dengan metode diarektika dimana metode ini menggunakan metode wawancara atau dialog yang mempunyai peran tersendiri didalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun