Pembangunan ialah proses transformasi yang dilakukan untuk berkembang, bergerak, dan berubah ke suatu kondisi yang lebih baik dan diinginkan sesuai peningkatan kepentingan secara sadar dan terencana melalui tahapan-tahapan pembangunan guna meningkatkan taraf hidup manusia, baik dari segala bidang seperti bidang sosial, ekonomi, politik, dll. Pembangunan dilakukan di seluruh negara termasuk negara berkembang seperti di Indonesia. Pembangunan juga tidak hanya mencakup pembangunan nasional, tetapi juga pada pembangunan tingkat daerah atau regional.Â
Perencanaan pembangunan secara nasional maupun daerah dilalui dengan persiapan penyusunan, penetapan, pelaksaaan, dan evaluasi yang dilakukan seiring dengan penerapan strategi pembangunan atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran visi misi pembangunan, serta penerapan model pembangunan sebagai acuan arah kebijakan pembangunan. Strategi pembangunan adalah cara yang cermat untuk mencapai suatu sasaran tujuan visi dan misi yang telah dirumuskan.Â
Untuk menyokong pembangunan nasional di Indonesia, sebagai wilayah yang memiliki peranan strategis sebagai Ibukota RI, pusat ekonomi, dan pusat pemerintahan di Indonesia, Provinsi DKI Jakarta juga memiliki tujuan pembangunan dalam skala regional. Pembangunan daerah atau regional ini ditujukan dimana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta masyarakat bersama mengelola sumber daya yang dimiliki melalui kemitraan dan perkembangan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya saing daerah secara keseluruhan.Â
Salah satu fokus pembangunan yang dilakukan ialah pembangunan infrastrukturnya. Pada beberapa tahun belakangan tepatnya pada April 2019 lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengajukan proposal pembangunan megaproyek yang disetujui oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Dilansir dari CNBC Indonesia, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro merinci pembangunan infrastruktur yang diajukan PemProv DKI Jakarta kepada Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas.Â
Proposal dari PemProv DKI Jakarta tersebut dijabarkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang salah satu isinya terdapat ajuan anggaran dana sebesar Rp571 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Fokus megaproyek pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Jakarta meliputi penataan kewilayahan atau kota, kebutuhan dasar masyarakat seperti akses transportasi dan pemukiman, serta lingkungan hidup seperti pengelolaan sampah, air bersih dan sanitasi, pengendalian banjir, rekontruksi lingkungan, dll.
Pembangunan infrastruktur yang diajukan tersebut meliputi sembilan proyek besar yang diperkirakan rampung semua pada tahun 2030. Kesembilan proyek itu diantaranya ialah pengembangan jaringan rel MRT menjadi 223 km dengan anggaran Rp214 triliun, pengembangan jaringan rel LRT menjadi 116 km dengan anggaran Rp60 triliun, pengembangan panjang rute Transjakarta menjadi 2.149 km dengan anggaran Rp10 triliun, pembangunan jaringan rel elevated loopline (kereta lingkar layang) dengan anggaran Rp27 triliun, penyediaan pemukiman hingga 600 ribu unit (Rumah Susun) dengan anggaran Rp90 triliun, peningkatan cakupan air bersih 100% dengan anggaran Rp27 triliun, peningkatan cakupan jaringan air limbah 81% dengan anggaran Rp69 triliun, revitalisasi angkot hingga 20 ribu unit dengan anggaran Rp4 triliun, serta terakhir pengendalian banjir dan penambahan pasokan air dengan anggaran Rp70 triliun.Â
Setelah 2 tahun berjalan, progres perkembangan masing-masing proyek tersebut rata-rata masih dalam proses. Proyek pertama yaitu pengembangan jaringan rel MRT Jakarta yang dicanangkan di proposal tersebut memiliki fokus pembangunan dalam penambahan rute dan perpanjangan koridor. Proyek pembangunan MRT fase 2 yang melanjutkan MRT fase 1 pada 2019 lalu mulai dari Bundaran HI sampai Lebak Bulus akan diperpanjang. Penambahan rute ke utara dari Bundaran HI sampai Ancol Barat sepanjang 11,8 km dan dengan kedalaman stasiun bawah tanah 17 meter hingga 36 meter di bawah tanah dengan aliran suplai listrik 150kV.Â
Pembangunan MRT fase 2 ini terbagi dari dua tahap yaitu fase 2A yang mencakup tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dan fase 2B yang masih dalam studi kelayakan meliputi dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) . Pembangunan MRT fase 2A terdiri dari dua segmen, yaitu segmen satu dari Bundaran HI hingga Harmoni yang direncanakan selesai pada Maret 2025 dan beroperasi pada April 2025, lalu segmen dua dari Harmoni hingga Kota yang  akan selesai pada Agustus 2027.Â
Per September 2021, perkembangan kontruksinya mencapai 21,33% di CP 201 Thamrin-Monas. Kemudian, proyek pembangunan kedua yaitu pengembangan jaringan rel LRT kini juga masih dalam proses pembangunan yang signifikan. Dikutip dari Kompas, LRT ini akan mencakup Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Progres pembangunan prasarana LRT sudah mencapai 94,36% ujar Joni Martinus selaku VP Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Progres akses stasiun juga sudah mencapai 42.71%, kontruksi depo 51,39%, dan sarana integrasi mencapai kemajuan 64,70% dan 35,49%.
Selanjutnya, proyek pembangunan ketiga yaitu perpanjangan rute rute Transjakarta dengan fokus penambahan rute dan koridor kini sebagian masih dalam proses rencana dan sebagian lagi telah menghasilkan beberapa rute yang telah jadi dan digunakan secara resmi. Pada November 2020 lalu, rute baru yang resmi digunakan yakni rute Gondangdia-Senen, Gondangdia-Balaikota, dan Gondangdia-Cikini.Â
Selain itu, terdapat beberapa rencana koridor masa depan yakni Manggarai-Depok Baru, Pondok Kelapa-Blok M, dan Ciledug-Kampung Rambutan. Proyek pembangunan keempat yaitu pembangunan jaringan rel elevated loopline (kereta lingkar layang) yang dibangun pada tahun 2020 kini masih dalam proses pembangunan sepanjang 24 km. Pembangunan ini berperan dalam rangka mengatasi lonjakan penumpang commuter dan untuk mengatasi kemacetan serta mengurangi volume lalu lintas di jalan raya Jakarta sehingga tidak ada lagi persimpangan antara kereta dengan mobil.Â
Kelima, proyek pembangunan penyediaan pemukiman hingga 600 ribu unit yaitu Rusunawa yang mana sebanyak 10 Rusun tengah dibangun oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta. Rusun tersebut terdiri dari Rusunawa PIK Pulogadung, Rusunawa Jalan Inspeksi BKT Ujung Menteng, Rusunawa Karang Anyar, Rusunawa Cakung Barat, Rusunawa Penjaringan, Rusunawa Padat Karya, Rusunawa Cipinang Besar Utara, Rusunawa Pulo Jahe, Rusunawa Kelapa Gading Timur, dan Rusunawa PIK Pulogadung Tahap II.Â
Beberapa rusun yang dibagikan progresnya dalam akun instagram @dkijakarta yaitu per 13 September 2021, pembangunan Rusunawa Cipinang Besar Utara mencapai 54,45%, Rusunawa Pulo Jahe mencapai 41,56%, Rusunawa Kelapa Gading Timur mencapai 65,52%, dan Rusunawa PIK Pulo Gadung Tahap II mencapai 48,05%.Â
Keenam, proyek pembangunan peningkatan cakupan air bersih hingga 100% penduduk Jakarta juga masih dalam proses bersama dengan Dirut PAM JAYA serta Kementrian PUPR untuk perpipaan, kualitas air, air minum, dan air untuk mandi cuci dengan cara menambah pasokan air baku dan pasokan air curah. Selain itu, dengan mengurangi potensi kebocoran air, melakukan penghematan air, dan mengurasi konsumsi air tanah. Target cakupan layanan air bersih hingga 100% direncanakan akan terealisasi pada tahun 2030, dengan pasokan air sebanyak 32.865 lps.
Ketujuh, proyek pembangunan peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81% di Jakarta sebagai pengolahan limbah domestik di berbagai zona saat ini statusnya masih dalam proses, dengan rencana kontruksi pada tahun 2019 dan rencana mulai operasi pada tahun 2022 mendatang. Pembangunan ini ditujukan supaya adanya perbaikan sistem pembuangan limbah di DKI Jakarta mengingat kondisi air dan sanitasi yang semakin memburuk.
Bersama dengan PAL Jaya, Proyek Jakarta Sewerage System ini akan menangani pengolahan limbah di DKI Jakarta. Kedelapan, proyek pembangunan revitalisasi angkot hingga 20 ribu unit juga masih terus ditingkatkan dalam prosesnya. Peremajaan armada hingga supir dilakukan untuk optimalisasi program Jak Lingko dalam mobilitas sehari-hari. Kini beberapa armada angkot yang lebih baik dan baru sudah banyak ditemui dan bisa digunakan sehari-hari.Â
Terakhir atau kesembilan, proyek pembangunan pengendalian banjir dan penambahan pasokan air juga masih diupayakan dengan fokus pembangunan volume drainase vertikal dari air hujan atau sumur resapan sebagai tabungan cadangan air tanah, revitalisasi danau/waduk, dan relokasi pemukiman di bantaran kali. Bersama dengan Kementrian PUPR juga, pembangunan bendungan di Ciawi sebagai pengendali banjir Jakarta dan adanya pembersihan gorong-gorong serta program gerebek lumpur yang diselenggarakan PemProv DKI Jakarta juga menjadi upaya dari pengendalian banjir di DKI Jakarta.
Selain kesembilan proyek fantastis tersebut, beberapa megaproyek yang juga tengah dibangun sebagai program prioritas yaitu ialah pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang tetap dilaksanakan di tengah pandemi dengan target rampung Desember 2021 mendatang. Pembangunan stadion di atas lahan seluas 221.000 meter persegi dirancang dengan 82.000 penonton. Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk DKI Jakarta yang cair pada 2021 sebesar Rp7,8 triliun digunakan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. Kini, dilansir dari akun instagram @dkijakarta, pembangunan JIS per Oktober 2021 telah mencapai 73,98%.Â
PT. Jakarta Propertindo selaku pelaksana proyek juga menyampaikan sedang menyelesaikan instalasi tribun utama. Kemudian, terdapat juga pembangunan Stasiun Integrasi Cakra Selaras Wahana (CSW) yang segera beroperasi semenjak dibangun pada 2019 lalu yang digunakan sebagai bangunan mobilitas yang menghubungkan antara berbagai moda transportasi secara strategis yang menghubungkan Halte Transjakarta dengan Stasiun MRT Asean.Â
Berupa jembatan layang (skybridge) yang menarik dan modern, beragam fasilitas juga bisa dinikmati pada stasiun tersebut. Tidak hanya itu, pembangunan lain yaitu Fly Over Tapal Kuda yang dibangun pada Oktober 2019 lalu telah selesai pada Agustus 2021 kemarin dan kini telah bisa digunakan. Berlokasi di sisi Lenteng Agung dan sisi Tanjung Barat, fly over ini ditengahnya juga telah  memiliki Jembatan penyeberangan.Â
Design dan bentuk yang menarik serta memiliki fasilitas baru, menjadikan ruang interaksi sosial bagi warga Jakarta sekaligus meminimalisir kemacetan dan risiko kecelakaan dari rel kereta api. Terakhir, pembangunan yang masih baru juga yaitu Kawasan Pantai Kita Maju Bersama dari pulau reklamasi yang terhubung dengan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). Kawasan ini merupakan kawasan reklamasi dan kawasan baru yang menjadi wacana akan digunakan sebagai tempat Formula E yang sedang diupayakan pada 2022 nanti.Â
Dalam pembangunan skala regional di DKI Jakarta ini, sesuai dengan bahasan implementasi megaproyek pembangunan infrastruktur yang dilakukan, maka dapat dilihat salah satu strategi pembangunan yang digunakan ialah prioritas penyediaan infrastruktur yang menunjang fisik struktural yang akan mendongkrak kemajuan di segala sektor bidang dan mengoptimalkan produktivitas.Â
Pembangunan ini juga akan menghasilkan Jakarta yang semakin tertata dan rapi. Keberhasilan dan kegagalan pembangunan ini tentunya dilihat dari konsistensi perkembangannya bersama mitra terkait dan kelancaran prosesnya. Hambatan pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu potensi terancamnya molornya pembangunan. Akan tetapi, beberapa proyek pembangunan infrastruktur tersebut terbukti tetap berjalan meskipun berada di tengah kondisi pandemi Covid-19.Â
Dengan adanya pembangunan infrastuktur ini juga, masalah kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan adanya penyediaan sarana pemukiman yang layak, akses transportasi yang mudah untuk bermobilisasi, serta lingkungan hidup yang semakin baik membuat kesehatan masyarakat juga menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H