Mohon tunggu...
Farida Yuliani
Farida Yuliani Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang mencintai tulisan

Menulis adalah caraku bersembunyi dari hiruk pikuknya dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Pungguk Merindukan Rembulan

28 Juli 2023   21:35 Diperbarui: 28 Juli 2023   21:43 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi pribadi

Hai angin, kemana kekasihku rembulan mengapa tak ku lihat wajahnya

Tak tahukah dia betapa aku merindu sampai tubuhku kering

Angin berbisik ribut kala dia dengar suara pungguk yang memanggilnya

Wahai pungguk, siapa engkau?

Berani sekali engkau merindukannya dan berangan-angan tentangnya

Engkau terlalu jauh di dasar bumi sedangkan rembulan terlalu tinggi di atasmu

Tapi bukan salahku wahai angin

Tuhanku menciptakan rasa rindu ini kepadaku

Dan aku begitu begitu tersandera dengan rindu ini yang serupa api membakar diriku setiap  hari

Wahai pungguk

Berani sekali kau menyalahkan Tuhan mu, Tuhan kita

Bukan cinta yang salah letak di hatimu

Itu karena engkau terlalu lama menengadah sehingga kau lupa dimana kakimu kau pijak

Dan saat wajah rembulan menampakkan  di balik mega

Pungguk pun bersenandung lirih

Wahai kekasihku wahai pujaan hatiku

Aku begitu mendambamu

Mengapa aku menjadi serupa angin yang tak kau rasa kehadiranku

Sedangkan matamu sedikitpun  tidak tertuju padaku

Aku mabuk akan cantik mu

Pada setiap saat memandangmu aku seolah-olah mati ribuan kali

Tanpa kau arahkan panahmu ke jantungku

Wahai pungguk 

Ranting tempat mu berpijak ini ikut mengering mendengar rintihmu

Cukuplah kau siksa dirimu pada sesuatu yang tak mampu kau raih

Jangan kau panjangkan anganmu

Cukuplah semesta merasa kasihan padamu

Si pungguk cuma terdiam  kala ranting menasihatinya

Dia terus mematung dengan rindu yang tak pernah di dengar dan di rasa rembulan

Fay.......28 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun