Berani sekali kau menyalahkan Tuhan mu, Tuhan kita
Bukan cinta yang salah letak di hatimu
Itu karena engkau terlalu lama menengadah sehingga kau lupa dimana kakimu kau pijak
Dan saat wajah rembulan menampakkan  di balik mega
Pungguk pun bersenandung lirih
Wahai kekasihku wahai pujaan hatiku
Aku begitu mendambamu
Mengapa aku menjadi serupa angin yang tak kau rasa kehadiranku
Sedangkan matamu sedikitpun  tidak tertuju padaku
Aku mabuk akan cantik mu
Pada setiap saat memandangmu aku seolah-olah mati ribuan kali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!