Mohon tunggu...
FAYAKUNARTO
FAYAKUNARTO Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

NIM : 55522120033 - Mahasiswa Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Kriteria Transendental Kantian Dalam Audit Investigasi Umum dan Perpajakan - Prof. Apollo

13 Juni 2024   23:49 Diperbarui: 14 Juni 2024   00:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Audit Investigasi Umum dan Perpajakan ?

Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik lainnya sesuai peraturan yang berlaku (BPKP).

Audit Investigasi Umum adalah proses audit yang dilakukan untuk menyelidiki adanya dugaan kecurangan, pelanggaran hukum, atau ketidakpatuhan terhadap kebijakan perusahaan. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan bukti-bukti yang mendukung atau membantah dugaan tersebut.

Menurut Standar Profesional Pemeriksaan Internal (Standards for the Professional Practice of Internal Auditing) yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA), audit investigasi umumnya dilakukan sebagai respons terhadap aduan atau indikasi tertentu yang menunjukkan potensi adanya masalah. Standar ini menegaskan bahwa auditor internal harus memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai untuk melakukan penyelidikan ini dengan benar.

"Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengevaluasi risiko kecurangan dan cara pengelolaannya oleh organisasi, tetapi tidak diharapkan memiliki keahlian orang yang tanggung jawab utamanya adalah mendeteksi dan menyelidiki kecurangan (IIA, 2017)."

Audit investigasi umum membutuhkan pengetahuan khusus untuk mengevaluasi risiko kecurangan, serta bagaimana risiko tersebut dikelola oleh organisasi. Auditor internal tidak diharapkan memiliki keahlian seperti yang dimiliki oleh investigasi kecurangan yang bersifat spesifik.

Audit Investigasi Perpajakan adalah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan untuk memverifikasi kepatuhan suatu entitas terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Tujuan utamanya adalah untuk menilai apakah entitas tersebut telah melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Di Indonesia, audit investigasi perpajakan mengacu pada proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atau otoritas perpajakan terkait untuk memeriksa dan menilai kepatuhan wajib pajak terhadap ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa wajib pajak telah mematuhi kewajiban perpajakan secara benar sesuai dengan Undang-Undang Pajak yang berlaku di Indonesia.

Trans substansi Metode 4:12 Kategori Transendetal Kantian

Menurut p2k.stekom.ac.id Transubstansiasi atau alih zat menurut ajaran Gereja Katolik adalah perubahan keseluruhan zat roti menjadi zat tubuh Kristus dan keseluruhan zat anggur menjadi zat darah Kristus.

Transendentalisme Kantian adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan filsafat Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Konsep ini terutama berfokus pada bagaimana kita dapat mengetahui dan memahami dunia serta batas-batas pengetahuan kita. Kant mempresentasikan gagasan ini dalam karyanya yang terkenal, "Critique of Pure Reason" (Kritik atas Akal Murni).

Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy (2016), dalam Critique of Pure Reason, Kant berargumentasi bahwa ruang dan waktu hanyalah ciri-ciri formal dari cara kita memandang suatu objek, bukan benda-benda itu sendiri yang ada secara independen dari kita, atau properti atau hubungan di antara mereka. Objek-objek dalam ruang dan waktu dikatakan sebagai "penampakan", dan ia berargumentasi bahwa kita tidak mengetahui substansi apa pun tentang benda-benda yang menjadi penampakannya. Kant menyebut doktrin (atau serangkaian doktrin) ini sebagai "idealisme transendental", dan sejak diterbitkannya edisi pertama Critique of Pure Reason pada tahun 1781, para pembaca Kant bertanya-tanya, dan berdebat, apa sebenarnya idealisme transendental itu, dan telah mengembangkannya. penafsiran yang cukup berbeda. Beberapa orang, termasuk banyak orang sezaman dengan Kant, menafsirkan idealisme transendental pada dasarnya sebagai bentuk fenomenalisme, dalam beberapa hal serupa dengan yang dikemukakan Berkeley, sementara yang lain berpendapat bahwa idealisme transendental sama sekali bukan teori metafisik atau ontologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun