Hasil ini jujur saja cukup membuat saya tercengang ketika dipresentasikan oleh Alamsyah Dja’far pertama kali, pada Senin (01/08/2016) bertempat di R Hotel Rancamaya, dalam acara Peluncuran Hasil Survei Nasional Wahid Foundation. Media massa lebih banyak digemari oleh kebanyakan dari masyarakat, sebagai sumber primer keagamaan yang dianut. Adapun atas informasi yang telah diterima, bisa jadi informasi tersebut diterima secara mentah dan menjadikan informasi tersebut sebagai sesuatu yang valid tanpa, memverifikasi ulang informasi yang mereka terima benar atau tidaknya.
Hal yang menggembirakan dari hasil survei Wahid Foundation adalah, dukungan terhadap sistem demokrasi di Indonesia masih tinggi, sebesar 67,30%, dan dukungan terhadap Pancasila dan UUD 45 hadir dengan nilai 82,3%. Dan yang paling penting yang menjadi titik cerah bagi bangsa ini adalah, 78,91% warga Indonesia mendukung kebebasan beragama dan berkeyakinan sesuai dengan kesadarannya.
Untuk menghadirkan Indonesia yang tetap aman, damai dan tentram tanpa konflik, merupakan cita-cita kita semua. Namun gejolak tentu akan hadir kapan saja, untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya butuh langkah-langkah yang serius dan berkelanjutan. Salah satunya yaitu membangun generasi mendatang untuk lebih toleran hidup bermasyarakat, karena negara ini hadir dari kemajemukan.
Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan titipan dari para pendiri bangsa, kewajiban kita sebagai generasi penerus adalah menjaga kemajemukan itu untuk tetap pada tempatnya. Apabila ada yang mencoba menggoyahkan, pertahankan dengan nilai Pancasila dan UUD 45 yang telah dirumuskan para pendiri bangsa ini. unsur-unsur pembentuk kemajemukan, termasuk didalamnya kebebasan beribadah, beragama dan berkeyakinan sebagai Hak Asasi Manusia yang sangat fundamental.
Perlu kerjasama dari berbagai pihak agar kerukunan beragama tetap hadir di zaman ini, kerjasama tersebut harus bersifat berkelanjutan agar generasi ini paham nilai persatuan bangsa ini penting adanya. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan seperti, pemahaman keagamaan yang sesuai dengan konteks masa kini dan narasi keagamaan harus berisikan nilai-nilai damai dan toleran yang erat. Dalam hal ini peran pemuka agama, cendekiawan dan tokoh masyarakat, perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat di zaman ini, tentang pemahaman keagamaan yang relevan dan mudah dipahami.
Kepada aparat keamanan, rasanya perlu percaya diri dalam melakukan penindakan berbagai kasus di lapangan. Apabila terjadi kelalaian dalam penindakan di lapangan, bisa jadi akan menimbulkan korban dalam berbagai tindakan.
Terakhir kepada masyarakat perlu disadari bahwa nilai Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika merupakan realitas yang penting. Dimana nilai-nilai yang tersirat dan di hadirkan oleh para pendiri bangsa, merupakan realitas nyata dan perlu di perdalam untuk memahaminya. Kesadaran akan kemajemukan menjadi penting, karena dekat dengan siapapun tanpa pandang bulu.
Adapun bagi generasi muda Indonesia, keterbukaan pikiran untuk mengetahui berbagai hal merupakan kunci untuk menjadi generasi yang berkualitas. Selain daripada itu, generasi muda rasanya perlu untuk lebih banyak berdialog dengan berbagai kalangan dari berbagai agama, aliran dan kepercayaan. Selain untuk memberikan pemahaman agama yang objektif, juga menghadirkan kesadaran diri akan pentingnya toleransi di negeri ini.