Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Puncak Gunung Ijen Hadirkan Keindahan Tak Ternilai

16 Mei 2016   11:38 Diperbarui: 16 Mei 2016   11:46 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pri | Salah Satu Tanaman Yang Dapat Hidup Di Puncak Gunung Ijen

Pak Jarot mengatakan, bahwa ketinggian Gunung Ijen sendiri kurang lebih sekitar 2.600 mdpl. Dalam perjalanan menuju puncak, para wisatawan harus berjalan menanjak sekitar 3 km dan 400 meter berputar mengelilingi bukit dengan jalan yang landai/datar.

Dok. Pri | Kondisi Tanah Yang Ada Di Puncak Gunung Ijen
Dok. Pri | Kondisi Tanah Yang Ada Di Puncak Gunung Ijen
Entah berapa kali saya beristirahat ketika mendaki, tapi saya tidak terlalu menyesal ketika beristirahat, karena ketika beristirahat menengadahkan kepala menuju langit adalah hal yang paling tepat. Sebuah keindahan terlihat secara langsung dalam tirai bernama gelap, mata ini melihat begitu banyak bintang, ya, begitu banyak bintang. Saya hanya tersenyum lebar pertanda bahagia, tak lupa mengatur napas agar mampu melanjutkan perjalanan.

Langkah perlahan-lahan menuju puncak adalah sesuatu hal yang paling baik, selain tidak terlalu menguras tenaga, langkah perlahan juga akan memberikan efek kepada badan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ya, setidaknya itu yang saya rasakan ketika mendaki Gunung Ijen saat itu.

Entah sejak kapan rombongan kami terpecah-pecah, yang saya ingat pukul 03.45 wib di puncak Gunung Ijen, saya hanya bertemu 4 orang. Mereka adalah Pak Jarot, Mas Him salah seorang tim dari Ind.Travel, Mas Bagus seorang Blogger Jogja yang hobi gowes dan Mas Karmin seorang Blogger dari Jakarta yang sudah cukup senior. Ketika bertanya dimana teman-teman lain, kami hanya terdiam satu sama lain.

Dok. Pri | Dari Puncak Gunung Ijen, Kita Dapat Melihat Langsung Gunung Meranti Yang Begitu Mempesona Ketika Pagi Hari
Dok. Pri | Dari Puncak Gunung Ijen, Kita Dapat Melihat Langsung Gunung Meranti Yang Begitu Mempesona Ketika Pagi Hari
Ketika sampai puncak, ada kumpulan asap hitam yang begitu perih di mata, bau belerang pun terasa begitu kuat di hidung. Pak Jarot mengatakan itu dari kawah Gunung Ijen, beliau masih melihat kondisi apakah kami melanjutkan berburu blue fire atau tidak, setelah beberapa waktu bertanya kepada para wisatawan yang telah turun menuju kawah, ternyata keputusan Pak Jarot adalah kami tidak bisa melanjutkan berburu blue fire.

Ada rasa sesal ketika hal itu keluar dari ucapan Pak Jarot, namun pun kami memaksakan untuk tetap turun menuju kawah, banyak resiko yang harus diambil. Terlebih kondisi alam tidak mendukung sama sekali untuk turun menuju kawah. Alternatif lain yang ditawarkan beliau adalah, rombongan kami menunggu teman-teman lain, kemudian melihat keindahan pagi di Puncak Gunung Ijen.

Ya, biar lah itu menjadi obat kecewa kami yang tidak mendapatkan bluefire, keyakinan yang ada dalam hati ini adalah bahwa, Gunung Ijen akan mengundang saya kembali untuk memperlihatkan keindahan blue fire yang tersohor hingga mancanegara.

Dok. Pri | Api Unggun Yang Memberikan Kehangatan Kepada Para Pengunjung
Dok. Pri | Api Unggun Yang Memberikan Kehangatan Kepada Para Pengunjung
Dok. Pri | Salah Satu Tanaman Yang Dapat Hidup Di Puncak Gunung Ijen
Dok. Pri | Salah Satu Tanaman Yang Dapat Hidup Di Puncak Gunung Ijen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun