Setelah pemaparan yang disampaikan oleh pihak terkait, kami para tamu dipersilahkan untuk menyantap ramah-tamah yang telah disiapkan oleh Suku Osing. Kabarnya sajian yang disuguhkan adalah sajian sangat spesial, karena sajian tersebut tidak diperjual-belikan dan hanya mampu dibuat oleh Suku Osing. Pun sajian tersebut dikenal dengan Pecel Pitik, adapun cerita dibalik Pecel Pitik yang ada di Suku Osing akan saya buat tulisan secara terpisah.
Setelah sajian Pecel Pitik kami santap dengan begitu lahap, suguhan terakhir adalah Tarian Jejer Gandrung Semi. Tarian ini dibawakan oleh dua orang perempuan yang memakai baju khusus, tak lupa sebuah selendang merah memberikan polesan begitu apik, ditambah dengan sebuah mahkota yang cantik menghiasi kepala para penari Jejer Gandrung Semi.
Tarian Gandrung Semi tak terasa begitu cepat berlalu, padahal saya masih betah melihat tarian tersebut. Sayangnya waktu membatasi kami para tamu, hingga akhirnya kami harus meninggalkan Desa Kemiren dan Suku Osing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H