[caption caption="Dok. Asoka | ketika gerobak sepedanya ramai oleh anak-anak yang gemar membaca"]
Walau sibuk dengan berbagai kegiatan literasinya, Asoka pun tidak lupa untuk menghidupi dirinya. Untuk tetap menjalani hidup tanpa merepotkan orang tua, Asoka memberikan privat bahasa Inggris kepada beberapa anak yang secara langsung orang tua mereka memintanya untuk mengajar. Dari hasil mengajarnya tersebut, Asoka sudah cukup untuk hidup satu bulan makan ditambah dengan membeli satu untuk perpustakaan tercintanya tersebut.
Dalam pembentukan perpustakaan ini, Asoka memang lebih banyak mengeluarkan dana sendiri. Termasuk koleksi buku yang ada, sebenarnya koleksi pribadi miliknya. Namun karena Asoka aktif memperbaruinya kegiatan literasinya lewat media sosial, wal-hasil banyak bantuan dari keluarga, teman-teman dan kerabat lainnya. Bahkan menurut Asoka, ucapan terima kasih dihaturkan kepada teman-teman seperjuangannya ketika sedang menjalani kurus di Pare, Kediri. Karena sangat banyak sekali bantuan dari teman-teman semasa kursus, pun bantuan yang ia terima tidak hanya buku saja tapi berbagai macam tuturnya.
[caption caption="Dok. Asoka | Foto bersama anak-anak pecinta buku"]
Asoka sempat menceritakan cerita cukup menggelikan kepada saya, tentang bagaimana respon masyarakat tempat tinggalnya. Dimana ketika pertama kali ia berkeliling dengan sepeda sering disangka sebagai penjual buku, padahal dibelakang tulisan gerobaknya sudah tertulis besar kalimat “Gratis Baca”, namun kebanyakan orang enggan untuk mendekatinya takut-takut disuruh bayar. Karena geram dengan tulisan “gratis baca” tersebut, akhirnya Asoka merobek tulisan tersebut dan menggantinya dengan nama perpustakaannya, entah mengapa namun setelah mengganti tulisan tersebut anak-anak ramai mendatanginya.
Adapun harapan yang tersemat pada pemuda kelahiran 29 September ini adalah, ingin menambah koleksi buku perpustakaannya, namun yang paling penting baginya adalah melihat generasi kedepan lebih banyak bercengkrama dengan buku. Penuturan yang sangat menarik yang ia katakan adalah “Roti hanya memberi makanan bagi tubuh, namun membaca memberikan nutrisi kepada jiwa. Membudayakan membaca adalah kunci membangun peradaban bangsa, yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi yang berkwalitas dan berbudi pekerti luhur”.
[caption caption="Dok. Asoka | Para siswa yang sedang membaca"]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI