Ah, ada rasa iri kala itu, karena saat itu aku belum mampu berenang dengan baik. Keinginan berenang lebih baik juga makin terasa kuat, kala ka Gilman (kerabat kami) dan paman ku menemukan ikan badut, atau lebih senang ku panggil “Nemo”. Rasanya melihat mereka berenang, seperti melihat suatu ritual yang tidak terpisahkan dari anak-anak pesisir kota Bantaeng, Selayar.
[caption caption="Dok. Pri | Ikan Badut yang sempat terdokumentasi oleh Daeng Yahya"]
Setelah cukup puas dengan spot Liang Kareta, Daeng Yahya mengajak kami ke pantai pribadinya, Gusung namanya. Pantai pribadi? Sempat heran dengan kata-kata itu, namun baru ku tahu bahwa itu hanya sebuah guyonan, bahkan itu bisa jadi pantai pribadiku, karena kabarnya pantai itu tidak berpenghuni.
Dari Liang Kareta, butuh waktu sekitar 50 menit menyusuri laut untuk sampai ke Gusung. Sempat ku bertanya bagaimana keadaan pantai tersebut. Daeng Yahya hanya tersenyum dan mengatakan “Mirip-mirip Hawai begitu, atau bahkan lebih indah pasirnya”. Tak bisa terbayangkan saat itu bagaimana Hawai atau Gusung, karena kedua tempat tersebut belum pernah ku temui.
[caption caption="Dok. Pri | Pantai Gusung jadi miliki rombongan kami saat itu"]
Sebuah pulau mulai nampak dipelupuk mata, terlihat pepohonan hijau lebat dihiasi karang-karang besar dibawahnya. Entah pohon apa, baru ku lihat pertama kali tumbuhan seperti itu. Akan tetapi, sejauh mata ku pandang, pasir di pantai itu terlihat putih dari kejauhan. Ya, begitu putih bersih tanpa sampah atau apapun itu.
Kapten kapal mematikan mesin kapal, pertanda bahwa kami sudah bisa turun menikmati pantai Gusung, ya, pantai pribadi kami saat itu, pantai yang hanya ada kami di pantai tersebut. Sebelum turun menuju pantai, terlebih dahulu ku ganjal perut dengan jalangkotek makanan khas Selayar yang mirip dengan kroket, namun beda isinya dan diberi bumbu khas yang manis, asam juga pedas.
[caption caption="Dok. Pri | Ikan Sembilang yang hadir temani kami saat bermain di pantai Gusung"]
Kami habiskan waktu bermain di pantai gusung, mulai dari main pasir, mengumpulkan bintang laut, menikmati deburan ombak dan yang paling luar biasa adalah, berjalan-jalan di pantai Gusung yang tiada seorang pun kecuali kami. Mengabadikan moment tersebut pun menjadi sebuah hal yang wajib, karena belum tentu kami mampu kembali lagi ke tempat tersebut dengan keadaan yang sama persis, hingga akhirnya pantai Gusung memberikan salam perpisahan kepada kami dengan menghadirkan matahari terbedam dengan mega merah merona dengan juta keindahan.
Kalau sedang ada kesempatan ke Makassar, jangan lewatkan untuk berkunjung ke Selayar, karena dipastikan ketika berkunjung sekali anda akan ketagihan untuk datang kembali, ya seperti saya yang ingin datang kembali berkunjung dan menikati keindahan bawah lautnya.
[caption caption="Dok. Pri | Sunset di Pantai Gusung yang begitu merona dengan keindahan merahnya"]