Perjalanan yang macet akhirnya bisa di libas habis oleh sang driver, saya merasa sangat puas dengan layanan ramah dan gesit dari sang driver. Karena jasa driver Go-jek pula saya bisa hadir ke tempat acara yang digelar di Balai Sarwono, Jakarta Selatan.
Ketika baru di pelataran Balai Sarwono langsung saya menuju meja registrasi, sambil melihat keadaan ternyata ada beberapa blogger yang saya kenal juga. Salah satunya adalah Anisa Nisa, kami pun akhirnya berbincang sambil menunggu acara di mulai.
Dari acara tersebut, saya mendapatkan banyak cerita, pengalaman dan inspirasi. Terutama dari mereka yang tergolong muda seperti Sri Izzati (Penulis muda), Andri Rizky Putra (Founder Yayasan Pemimpin Anak Bangsa) dan Irfan Amalee (Peace Generation) dst.
Dalam acara tersebut hadir pula Haidar Bagir selaku pendiri Gerakan Islam Cinta, Triawan Munaf (Kepala Berekraf), dan Budi Do Re Mi.
Akan tetapi, yang saya tunggu dalam acara itu adalah Pidi Baiq. Sampai Triawan Munaf memberikan speech belum terlihat tanda-tanda hadirnya kang Pidi. Awalnya saya berfikir beliau tidak datang, akan tetapi ketika penyerahan cendramata beliau langsung hadir ke panggung.
Heran, kaget dan lucu. Tapi menjadi hal yang menarik, Kang Pidi memang selalu memberikan kejutan. Bahkan dalam acara “#RAYAKANINDONESIAMU Ribuan Pulau Kebaikan”. Waktu makan siang sudah hadir, akan tetapi sikon saat itu kang Pidi belum diberikan waktu bicara.
Asumsi awal saya bahwa waktu beliau akan di cancel, akan tetapi tidak. Selepas pemberian cendramata panitia langsung memberikan mix kepada kang Pidi, seperti biasa kang Pidi tidak mau di batasi oleh MC. Hingga akhirnya kang Pidi menjadi seorang pembicara yang sangat komunikatif dengan para peserta, gelak tawa sudah mulai terdengar ketika kang Pidi mulai bicara.
Jujur, Pidi Baiq adalah salah satu orang yang menurut saya mampu berfikir “remeh”, akan tetapi hal “remeh” itulah yang banyak terlupa oleh kebanyakan orang. Oleh karena hal “remeh” tersebutlah menurut saya kang Pidi mampu menjadi seorang yang mempunyai corak pemikiran bebas dan “radikal”.
Dari pemikirannya itulah ia menghadirkan banyak karya yang tidak biasa, karyanya jujur, tulus, dan apa adanya. Salah satunya karyanya adalah lagu yang berjudul “Kucing Adalah Anjingku”.