B: “ Emang kenapa yen?”
F: “Kalau mau pake uang Faren aja buat itu apa namanya, buat motor, di teh Ean ada 80, trus di Bunda ada 50 kan uang aku, nanti kurangnya Bunda yang tambahin ya??”
Jujur saya terkejut ketika Faren berbicara seperti itu, Faren sepertinya begitu paham apa yang kami bicarakan dan permasalahan yang kami bicarakan di rumah. Kemudian Faren mencoba untuk menjadi pemberi solusi atau setidaknya meringankan. Sejujurnya saya terharu kepada adik bungsu saya ini, akan tetapi itu ucapan Faren tersebut dengan canda oleh saya dan Bunda.
Akan tetapi saya paham bahwa Faren ketika bicara itu benar-benar tulus dan serius.
Bunda hanya bilang “Gadis kecilnya Ayah ya”
Di sambut dengan senyum Faren dengan gigi roges dan ompong di depan karena baru di cabut pekan lalu. Ah, kembali saya ingat Ayah yang sangat sayang kepada anak bungsunya ini. Tapi, yang saya tidak sangka bahwa Faren bisa bersikap dewasa dan mencoba membantu Bunda dan kakaknya walau tidak di minta.