Mohon tunggu...
FAWWAZ TA
FAWWAZ TA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajaran

Berbagi ilmu,agar ilmunya bermanfaat 🤗

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Terjemahan "Aunt Helen" [T.S. Eliot (1888-1965)]

10 Maret 2022   10:55 Diperbarui: 10 Maret 2022   11:02 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aunt Helen

T. S. Eliot - 1888-1965

Miss Helen Slingsby was my maiden aunt, 

And lived in a small house near a fashionable square 

Cared for by servants to the number of four. 

Now when she died there was silence in heaven 

And silence at her end of the street.

The shutters were drawn and the undertaker wiped his feet--- 

He was aware that this sort of thing had occurred before. 

The dogs were handsomely provided for, 

But shortly afterwards the parrot died too. 

The Dresden clock continued ticking on the mantelpiece,

And the footman sat upon the dining-table 

Holding the second housemaid on his knees--- 

Who had always been so careful while her mistress lived.

TERJEMAHAN

Nona Helen Slingsby adalah bibiku

dan tinggal di sebuah rumah kecil dekat alun - alun yang terkenal.

Dirawat oleh para empat pembantu

Sekarang ketika dia tiada ada kesunyian di surga 

dan kesunyian berada di ujung jalan

Tirai ditutup dan penjaga makam menyeka kakinya 

dia sadar bahwa hal semacam ini pernah terjadi sebelumnya

Anjing-anjing yang cukup baik disediakan untuknya

tapi tak lama setelah itu burung beo itu meninggal juga

Jam Dresden terus berdetik di atas perapian dan pelayan itu duduk di atas meja makan memegangi pelayan kedua di atas lututnya- siapa yang selalu begitu acuh saat majikannya hidup.

Dan itulah terjemahan dari kami. Mohon maaf jika ada salah kata/makna, karena kami masih belajar. Dan bila ada kesalahan yang tidak kami ketahui, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih sudah mampir di blog kami....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun