Berdasarkan proses pembentukannya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.
1. Pantai Akresi
Pantai akresi adalah jenis pantai yang terbentuk melalui proses akresi, yaitu penambahan material sedimen secara terus-menerus akibat pengaruh gelombang laut dan arus. Pada pantai akresi, material seperti pasir, kerikil, dan lumpur diangkut oleh gelombang laut dan arus ke arah garis pantai, di mana energi gelombang mulai berkurang, memungkinkan material tersebut diendapkan.Â
Proses ini sering terjadi di daerah terlindung dari gelombang kuat, seperti teluk atau di sekitar delta sungai, di mana sedimentasi dapat berlangsung tanpa gangguan yang signifikan.Â
Sebagai hasilnya, pantai akresi memiliki karakteristik garis pantai yang lebih luas dan landai, serta seringkali mendukung pertumbuhan vegetasi pantai yang stabil dan kaya akan biodiversitas.Â
Contoh pantai akresi dapat ditemukan di delta sungai besar, seperti Delta Sungai Mississippi, serta di teluk yang terlindung dari ombak, di mana akumulasi sedimen menciptakan habitat yang ideal bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
2. Pantai Abrasi
Pantai abrasi adalah jenis pantai yang diakibatkan oleh proses abrasi, yaitu pengikisan material kering yang terjadi akibat kekuatan gelombang laut. Di pantai yang abrasi, gelombang laut yang kuat menekan bebatuan atau pantai, menghanyutkan bebatuan dan sedimen yang ada, menaikkan bebatuan, dan menurunkan daerah tersebut.
 Proses ini biasanya terjadi di daerah yang ombaknya kuat dan arusnya kuat, dimana gelombang tersebut berpotensi merusak dan merontokkan material padat.Â
Pantai yang terkikis ditandai dengan adanya tebing curam, batu karang, dan bongkahan batu besar yang tersingkap di tepi pantai. Selain itu, proses ini dapat menciptakan ciri-ciri alam seperti gua pantai, dermaga, dan puncak yang berkontribusi terhadap keindahan pantai. Pantai yang terkikis merupakan pengingat akan kekuatan dan dinamika lautan serta pengaruhnya terhadap sifat dan fungsi pantai.
3. Pantai Vulkanik