Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahukah Kamu? GMKI Wadah Belajar tentang Internasional

11 Agustus 2021   02:08 Diperbarui: 11 Agustus 2021   02:08 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Foto ini pada saat mengikuti kegiatan di Penang Malaysia. (Dokpri).

PENGALAMAN DAN REALITA

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang telah lahir sejak tahun 1950 telah lama bergabung di dalam World Student Christian Federation (WSCF) atau dapat disebut sebagai Federasi Mahasiswa Kristen Se-Dunia, kemudian di Internasional GMKI dikenal dengan sebutan Student Christian Movement (SCM-Indonesia). 

Ada banyak SCM dari berbagai Negara yang tergabung di dalam WSCF. Kepengurusan WSCF kemudian dibagi dari beberapa kawasan, ada WSCF Asia Pasifik, WSCF Afrika, WSCF Eropa, WSCF North America, WSCF America & Caribbean, WSCF Middle East dan Inter Regional WSCF memiliki kantor di Jenewa.

Dengan memperhatikan afiliasi GMKI di dunia Internasional sangat strategis dijadikan tempat untuk belajar tentang Internasional. Susunan struktur di pengurus pusat GMKI juga tersedia bidang hubungan Internasioal yang selalu aktif dalam berkomunika dengan SCM-SCM yang ada dibeberapa Negara serta dengan pengurus WSCF Asia Pasifik dan Inter Regional WSCF, bahkan kita juga sering melihat pengurus pusat GMKI berkolabosari dalam kegiatan-kegiatan dengan WSCF, seperti ditengah pandemi ini mereka melakukannya dengan online/daring.

Sejatinya GMKI juga tidak hanya berkomunikasi dengan WSCF ditingkat Internasional, bahkan dengan lembaga-lembaga Internasional lainnya, seperti NGO Internasional dan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) yang ada dibeberapa Negara GMKI intens berkomunikasi, hal itu saya perhatikan dengan adanya beberapa kegiatan bersama yang telah mereka lakukan. 

RESOLUSI

Sehingga menjadikan GMKI menjadi salah satu sarana untuk belajar tentang Internasional merupakan pilihan yang sangat tepat, tetapi mungkin masih banyak kader-kader GMKI yang tidak menyadari potensi tersebut. GMKI merupakan SCM terbesar yang ada di WSCF saat ini, yang memiliki ribuan kadernya yang terdistribusi di seluruh kawasan republik Indonesia.

Kader-kader GMKI saat ini, harus mulai menyadari kalau memahami tentang Internasional juga merupakan tanggungjawabnya, mendekatkan diri dengan referensi seputar Internasional mungkin dapat menimbulkan minat mu untuk mengeluti Internasional, mengikuti seminar Internasioal, membangun komunikasi dengan teman-teman SCM di Negara lain, serta banyak langkah-langkah lainnya lagi, yang mungkin tidak dapat saya tuliskan satu persatu.

Secara potensi yang dimiliki oleh kader GMKI sebenarnya telah terbukti dan teruji dengan banyaknya senior-senior GMKI yang memilih panggung Internasional untuk berkarir. 

Tetapi masih banyak juga yang belum menyadari potensi tersebut, oleh karena itulah tulisan ini muncul untuk mengajar beramai-ramai kader-kader GMKI sama-sama belajar tentang Internasional.

Kunci pertama yang harus miliki 'jangan takut malu', mengapa saya katakan demikian? Karena dengan keterbatasan yang kita miliki, soal bahasa atau yang lainnya, jika kita malu atau minder hal itulah yang akan menjadi tembok penghalang teman-teman mempelajari tentang Internasional, pasti kita akan diperhadapkan dengan bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda, salah dalam pengucapan, atau salah dalam penulisan bahasa Inggrisn itu hal yang bisa, tidak perlu menjadi sesuatu yang harus ditakutkan.

Dengan seluruh kesalahan yang kita alami nanti akan menghantarkan kita pada titik ketekunan dan tahan uji, kemudia menuai hasil dari segala perjuangan tersebut. Tetapi jika teman-teman sudah takut salah, takut malu, tidak pede, hal ini akan sulit untuk memahami tentang Internasional.

Sebab kalau teman-teman baca tulisan saya sebelumnya sudah mengatakan sesungguhnya di Internasional itu, berkompetisi ide dan gagasan untuk dunia bukan soal kompetisi bahasa. Semangat buat kita semua kader-kader GMKI sebab zaman ini semakin menuntut kita untuk melek dengan Internasional dan bersaing ditingkat Internasional.

Satu hal yang perlu kita ingat bersama dan sekaligus menjadi penutup tulisan ini, jangan bergantung pada orang lain untuk kemajuan diri mu, jangan harus disuruh, jangan tunggu ada program organisasi/pemerintah, tetapi mulailah bergerak meskipun di sekeliling mu saat ini sedang diam.

Catatan: Maaf jika tulisan ini tidak berkenan kepada anda. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun