Kita pun tidak dapat melupakan Ade Londok sebagai aktor penting dalam keberhasilan Pak Sholeh kali ini. Selain Pak Sholeh yang tidak pernah menyangka akan meraih keuntungan besar di tengah pandemi, Ade Londok juga tentu saja tidak pernah menduga bahwa respon yang hadir kemudian bisa sampai seperti saat ini.
Jika Ade londok dengan keterbatasan perangkat dan konsep apa adanya saja bisa membantu Pak Sholeh mencapai salah satu puncak keuntungannya, maka bagaimana jika kita benar-benar menyiapkan secara serius dan dengan konsep yang matang (?).
Â
Produktif di Tengah Keterbatasan
Keterbatasan bukan alasan untuk mencapai keberhasilan. Adagium tersebut sudah tidak asing kita dengar, semakin kuat kesannya di tengah pembatasan sosial hari ini. Saat dimana banyak hal tidak bisa dilakukan, justru bisa membuka pintu kesempatan lain yang bisa jadi baru disadari.
Keberhasilan dan produktifitas perlu kita maknai secara tepat dan tidak hanya terpaku pada capaian fisik. Aktifitas yang nampak sibuk dan menghasilkan, tetapi justru nihil nilai kebaikan hanya akan menghantarkan kita kepada kekecewaan lain. Apalagi jika ternyata secara nyata aktifitas tersebut melanggar hukum.
Sebagaimana Ade Londok yang membantu Pak Sholeh, kita bisa mengambil peran -sejauh yang bisa dilakukan di tengah masyarakat, atau bahkan keluarga terkecil. Menemani adik belajar di rumah, membantu pekerjaan rumah orang tua, ikut serta dalam penjagaan kebersihan lingkungan dan halaman, atau bahkan ikut mempromosikan barang dagangan orang tua menjadi sedikit contoh dari kegiatan produktif yang bisa diambil. Karena -sekali lagi- sebagaimana yang dilakukan Ade Londok, kita tidak pernah tau bahwa bisa jadi melalui sedikit peran yang dilakukan akan mendatangkan keberhasilan besar bagi orang lain.
Â
Â
[1] Tribunnews
[2] Kompas