Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

(Jangan) Ada Gosip Di Antara Kita

17 Mei 2010   14:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat aku sms Mba Rozza, ternyata dia yang lebih telat, huufft.. masih di jalan katanya. Padahal udah jam 5 boo.. macam mana pula itu?
Yowis, kami bertiga jalan duluan aja. Loh kok bertiga? iya, soalnya aku bawa bodyguard. Kita jalan-jalan dan berhenti di fast food, yah kita makaaaann. Sebenernya Mas Arya janji kalau suatu saat nanti ke Surabaya, mau nraktir bakso. Hmm tapi gak apalah, biar lain kali bisa ketemu Mas Arya Kamkam/pret lagi. Cihuuuyyy..

Dari jalan-jalan, selesai makan, selesai ngobrol, Mba Rozza belum datang juga! Yok opo seh?
Yowes kita poto-poto dulu, untuk dijadikan kenangan jika suatu saat nanti rasa kangen (cieeee) kembali menyeruak.

Akhirnya, orang yang ditunggu-tunggu datang juga. Entah kenapa aku bisa langsung mengenali orangnya. Mungkin karena ada sesuatu yang terpancar kali ya? Yah aura seorang kompasianer! Hahaha
Kita ngobrol deh bertiga, berempat ding. Yah apalagi kalau bukan seputar kompasiana, ketawa ketiwi nggak jelas, dan..

[caption id="attachment_143309" align="aligncenter" width="300" caption="Kenapa Buu..."][/caption]

satu lagi pertanyaan yang berulang kali terdengar oleh telinga saya,"Kamu kok kecil sih Zah?" Nah loo…

Bosen cuma duduk aja, kita memutuskan pergi ke Taman Bungkul.
"Mau naik taksi apa menggelandang nih?" pertanyaan dari Mba Rossa yang ternyata eh ternyata tau banget tentang seluk beluk Surabaya. Ya iyalaah, asli Surabaya gitu.
"Gelandang aja yuuk!!" kataku yang terbiasa menggelandang. Dan disetujui pula sama mereka.
Kalau dari sini ke Taman Bungkul, kita bisa naik angkot atau bis. Ok cabut sajalah!

Angkot pun melintasi jalan Surabaya yang tak begitu padat, sesekali berhenti setiap kali ada orang yang berdiri di pinggir jalan. Entah mau naik apa enggak tetep saja ditawari naik sama kernetnya. Terasa puas kala bisa melihat Mas Arya kepanasan di dalam angkot, fiiuuhh…Yah suasana malam Surabaya, yang aku sendiri jarang sekali bisa menikmatinya.

Sesampainya di Taman Bungkul, ternyata suasananya sangat ramai, ada live music, banyak pedagamg di sekeliling taman, anak bermain ayunan, perosotan, jungkat jungkit. Kita mengitari taman bermaksud untuk mencari tempat duduk yang nyaman sambil makan kacang goreng. Duh tapi ndak ada tempat kosong, semua penuh, dari anak muda sampai anak tua bisa ditemui disana.

Mungkin karena kelelahan, Mas Arya langsung saja duduk di sudut taman, jiaah tempat duduknya tinggal satu doang. Tapi tak beberapa lama kemudian, orang-orang yang duduk disamping Mas Arya pergi. Dengan kelegaan yang sangat kami pun bisa duduk di samping Mas Arya sambil menikmati suasana malam kota Surabaya, diselingi dengan alunan musik yang tak jelas melodinya, dan beberapa anak mondar-mandir melewati depan kami.

[caption id="attachment_143310" align="alignleft" width="225" caption="Taman Bungkul penuh kenangan"][/caption]

Malam indah penuh warna, canda dan tawa bersama Rozza dan Arya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun