Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Iblis Apa yang Merasukiku

27 November 2009   18:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:10 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin terasa memeluk erat tubuhku malam ini, ku tarik selimutku untuk memberikan sedikit kehangatan di tubuhku. Pikirku melayang di angan-angan, antara sadar dan terjaga.

Ada sebotol minuman Pocary Sweet dimeja dekat tempat dudukku, seseorang asyik membaca koran berisi bola dan otomotif. Dia terlihat begitu tenang.

"Yank....!"

"Hmm...?" (tanpa sedikitpun kau memalingkan wajahmu padaku, matamu masih tertuju ke tulisan-tulisan dan gambar itu).

"Aku capek!"

"Babuk sana kalau capek!"

"Yank.... aku tak bisa membuka tutup botol ini!" (sambil memberikan padanya botol pocary sweet itu). Dan dengan satu kali putaran tutup botol itu terlepas.

"Terima kasih!"kataku. Tak sedikitpun kau melirikku.

"Yank...!! kenapa aku merasa dingin ya?"

Kau lepas Jaketmu dan memberikannya padaku,"pakailah!"katamu.

Aku terpaku melihatmu!! Ku pandangi kau dalam-dalam, ku coba merasuki hati dan pikiranmu. Mencoba mengalihkan perhatianmu padaku. Tapi aku tak mampu.

"Bolehkah aku bicara?"

"Ya... bicaralah!"

"Maukah kau mendengarkanku?"

"Iya, aku juga bisa sambil mendengarmu!"

Kutarik nafas panjang, kucoba lepaskan perlahan.

"Apa kau mencintaiku?"

"Tak adakah pertanyaan lain?berapa kali harus ku katakan kalau aku mencintaimu dan itu akan berlaku sampai kapanpun."

"Kau bosan mendengar pertanyaan itu?"

Kau diam tak menjawab. "Apa kau tahu? Aku tak pernah bosan berkata aku mencintaimu!"

Kau masih diam dan kali ini kau sedikit mencuri pandang dariku. Ada sesuatu yang kau sembunyikan, namun aku tak tahu. Kau mencintaiku tapi kau ragu berkata "I LOVE U".

Apa kau tahu cinta? Aku tak butuh tangan kekarmu untuk membuka tutup Pocary sweet kesukaanku, tapi aku butuh kata mesramu untuk memberiku kekuatan membuka tutup botol itu.

Aku juga tak inginkan jaketmu waktu dingin memelukku, tapi aku butuh kelembutan cintamu untuk menghangatkanku.

Cinta...

Aku tak ingin kau memujiku, tapi aku ingin kau memanjakanku dengan rayumu.

Aku tak mau kau memanjaku, tapi aku mau kau perhatikanku.

Aku tak butuh perhatianmu, tapi aku butuh kasih sayangmu.

Aku tak sudi kasih sayangmu, tapi aku perlu kesetiaanmu.

Apa kau bisa berikan aku itu?

Tak pernah sedetikpun terpikir olehku, bahkan aku tak pernah mampu untuk mengucapkan meski hanya dalam hati, aku juga tak mampu mengucapkannya dalam doaku. Apa kau tahu apa itu cinta?

Iya, aku tak pernah mampu berkata, LEPASKAN AKU CINTA!!

Memintamu untuk "Melepaskan Aku"

"Hai....!! apa yang kau katakan?" kata hati kecilku memberontak.

"Dialah orang yang selama ini menemanimu, membagi suka bersamamu dan kau juga merasakan itu bukan?

Hatiku diam tak bersuara, entah Iblis apa yang merasukiku. Aku merasa jiwaku terbelah, pecah dan saling berbenturan. Tak mungkin satu perahu dinahkodai dua orang, begitu pula jiwaku. Tubuhku terasa kelu, dingin semakin mendekapku erat.

"Aku memang mencintaimu, aku juga mengagumimu, tak pernah sedikitpun rasa sayangku berkurang padamu!"

"Aku tak punya harapan lagi" dan kata-kata itu telah mengoyak rajutan harapanku yang kususun indah dan rapi.

"Meskipun aku tahu kau mencintaiku, meskipun aku sadar ku mencintaimu, tapi aku ragu akankah kita mampu membawa perahu terus melaju sedangkan ombak dan badai begitu besar diluar sana yang kapanpun siap menghantam kapal kita!"

*Tulisan yang terlahir saat terjaga dalam tidur (gara-gara minum kopiko brown coffee)!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun