Mohon tunggu...
Fauzy Fajar
Fauzy Fajar Mohon Tunggu... Guru - praktisi pendidikan bahasa Arab

Seorang praktisi pendidikan yang sedang menempuh pendidikan profesi guru di UM Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Wawasan Berkebhinekaan Global Bagi Mahasiswa PPG Prajabatan Sekolah Pascasarjana UM: Upaya Mencetak Guru Profesional

30 Desember 2024   16:30 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai dari topik sekolahku yang bhineka, dilanjutkan dengan topik sekolahku yang damai, materi disampaikan oleh ustadz ali mulai dari capaian pembelajaran yaitu, apa saja ancaman,kerentanan dan kapasitas yang dimiliki oleh sekolah, setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan pemantik bagaimana lingkungan sekolah yang anda dambakan, apa saja langkah-langkah yang akan anda lakukan untuk mewujudkannya apa saja tantangannya.

Berikutnya ustadz ali melanjutkan kegiatan dengan melakukan aktivitas yang berupa permainan yang sangat seru, yang mana kita diajarkan untuk menganalisis dan memilih tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas yang dimiliki oleh setiap sekolah, melalui game tersebut kita belajar bagaimana menganalisis seberapa banyak ancaman, kerentanan dan kapasitas yang kita miliki.

Setelah selesai dengan permainan materi dilanjutkan dengan penjelasan konsep, yang mana intinya adalah ketika ingin menjadikan sekolah itu tetap damai maka kapasitas yang dimiliki sekolah harus besar dari ancaman dan kerentanan yang ada.

Materi dilanjutkan pada penjelasan bagaimana membngun sistem dan meningkatkan kapasitas dengan mengetahui definisi sekolah damai dan komponen apa saja yang ada pada sekolah damai. selain itu kita juga harus mengetahui apa itu kerentanan atau perundungan, disebutkan oleh ustadz ali, bahwasanya perundungan termasuk dalam kategori bullying, seperti mengarahkan seseorang untuk membenci orang lain, dan mengejak/mencela serta tidak menghargai orang lain, selain itu pemahaman tentang perundungan diperjelas dengan menonton video tentang bullying. Dari video yang ditampilkan kita mendapatkan pelajaran bahwasanya bullying dapat terjadi dan dilakukan oleh seseorang karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan refleksi dari peserta WKG apakah pernah mengalami atau menjadi korban bully ketika mengenyam pendidikan, dan tentunya jawaban dar peserta WKG beragam diantaranya ada yang pernah mengalami tindakan bully, ataupun sering mengurus kasus tentang bully. Kemudian materi berikutnya dilanjutkan mengenai diskriminasi dan intoleransi, yang mana dijelaskan bahwasanya kedua hal ini kerap terjadi pada lingkungan dan era sekarang.

Kegiatan diakhiri dengan survey sekolah damai dengan melakukan beberapa misi yaitu membuat survey terkait kondisi sekolah dengan cara membuat list terhadap beberapa aspek diantaranya, ancaman (faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol oleh sekolah), kerentanan (faktor internal atau hal hal yang bisa dikontrol dan ditingkatkan menjadi kapasitas), kapasitas (hal hal yang menjadi kapasitas sekolah).

Kegiatan pada topik 5 diakhiri dengan penutup dari ustadz Ibnu dan Ustadz Ali, yang mana beliau menekankan bagaimana peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak, selain itu orang tua juga berperan sebagai sahabat yang mana sebagai teman curhat dan teman bercerita, serta jadilah orang tua yang memberikan kebebasan bagi seorang anak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

Dari kegiatan tersebut mahasiswa PPG belajar tentang menghargai keanekaragaman budaya baik lokal maupun internasional,  menanamkan nilai-nilai toleransi dalam suku, agama, ras, antar kelompok, mengenal dan mencintai diri sendiri, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan damai berdasarkan nilai pancasila dan bhineka tunggal ika. Kegiatan tersebut merupakan  upaya menciptakan guru profesional yang berkebhinekaan global

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun