Mohon tunggu...
FAUZUL IKFANINDIKA
FAUZUL IKFANINDIKA Mohon Tunggu... Guru - Redaktur

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Hanya Elbow Grease

11 Januari 2024   00:44 Diperbarui: 11 Januari 2024   01:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kamu bertanya kepada orang sukses, bagaimana karir mereka bisa cemerlang? Mungkin kamu mendengar jawaban yang mirip. Kinerja tinggi, keinginan kuat untuk maju dan bekerja keras.

Tapi jika kamu tanya lagi, bagaimana bila kamu punya semua itu, tapi kok karirnya tetap saja tidak moncar? Mungkin kamu baru denger jawaban kalau semua ini berkat seseorang yang percaya pada mereka dan membantu karir mereka untuk naik.

Banyak orang yang kinerjanya tinggi tapi karirnya gitu-gitu aja. Maklum saja, mungkin mereka tidak menemukan orang tersebut. Orang yang punya pengaruh besar dan percaya atas kemampuan mereka.

Saya jadi ingat perumpamaan, jika kita berada di dekat matahari, rasanya panas, tapi kalau kita jauh dari matahari, kita tidak akan terlihat. Mungkin ini menggambarkan betapa pentingnya berada di dekat orang yang punya pengaruh.

Tentu saja tidak selamanya menyenangkan. Biasanya orang yang punya pengaruh juga ambisius. Mereka punya ekspektasi yang besar. Tidak mudah untuk tetap berada di sana. Namun di sisi lain, ketika kamu jauh dari matahari alias namamu saja tidak diketahui oleh si pemegang pengaruh, maka jangan heran apabila karirmu di situ situ aja.

Kali ini saya akan bahas apa sih rahasia orang yang kariernya sukses? Ini merupakan rangkuman dari video Ted Talk Carla Harris yang berjudul How to Find the Person Who Can Help You Get Ahead at Work dan diolah dari berbagai sumber.

Setiap akhir tahun, perusahaan biasanya melakukan pengukuran kinerja karyawan, setiap karyawan dianalisa kinerjanya berdasarkan target yang sudah dipasang di awal tahun. Lalu setelah melakukan evaluasi kinerja, biasanya karyawan dibagi menjadi 3 kategori; top performer, middle performer, bottom performer.

Menariknya, proses penentuan dimana kamu berada tidak 100% objektif. Coba bayangkan skenario ini, bayangkan para direksi duduk bersama lalu menentukan siapa karyawan top performer. setiap divisi mengajukan beberapa nama yang potensial dan ada orang yang bertugas untuk mencatat. setelah profil kandidat itu dipresentasikan, ada direksi yang bilang, bagus nih, anaknya pintar, lalu orang itu masuk ke dalam top performer.

Di lain kesempatan, karyawan yang lain juga diajukan menjadi top performer, tapi ada direksi lain tidak setuju dan merasa, ah kayaknya anaknya kurang inisiatif deh. Lalu orang tersebut masuk dalam kategori middle performer.

Dan yang terakhir ketika ada nama karyawan lain yang muncul, seorang direksi lalu bilang, anak itu payah enggak bisa apa-apa. Kemudian karyawan tersebut masuk dalam kategori bottom performer dan menjadi kandidat untuk di PHK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun