Tapi tentu saja, setiap manajer punya gaya yang berbeda. Ada yang menjadi sekoci, ada pula yang menjadi mercusuar. Jika kamu menjadi sekoci, mungkin kamu adalah seorang manajer yang tipenya membiarkan karyawan untuk berenang sendiri, berjuang sendiri, bergerak dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, tapi kamu selalu ada di dekat mereka. Jadi ketika terjadi krisis, kamu ada di sana untuk menyelamatkan mereka.
Namun ada pendekatan yang lain yaitu menjadi mercusuar. Kamu adalah cahaya terang yang memandu tim untuk bergerak dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Tugas kamu bukan untuk menyelamatkan mereka, tapi kamu berdiri tegak dikala badai memberikan harapan dan keteguhan bagi mereka yang berenang ke tepian. Kadang bisa melalui saran, namun kadang bisa juga dengan menjadi figur yang positif.
Mana yang lebih baik? Jawabannya tergantung. Menjadi sekoci mungkin cocok bagi situasi dimana berisi karyawan berpengalaman dalam situasi kerja yang dinamis. Tugas seorang pemimpin adalah untuk meminimalisir resiko dan menolong mereka ketika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Tapi di sisi lain, apabila timnya justru berisi karyawan yang masih kurang pengalaman, maka menjadi mercusuar bisa jadi pilihan yang lebih baik. Tim tersebut butuh atasan yang solid dan mampu memberikan panduan ke mana harus melangkah.
Kutu Buku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H