Mohon tunggu...
FAUZUL IKFANINDIKA
FAUZUL IKFANINDIKA Mohon Tunggu... Guru - Redaktur

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berubah atau Punah

15 September 2023   05:26 Diperbarui: 15 September 2023   05:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, bagaimana perubahan pisa mengubah apa yang bisa kamu lakukan?

Ada sebuah kisah menarik dari seorang wanita bernama Christine Haw, pada saat umurnya 24 tahun, Christine didiagnosa menderita penyakit autoimun langka yang membuatnya buta. Pada saat itu dirinya sedang belajar memasak masakan Vietnam yang dia sukai saat masih kecil. Tapi kondisinya yang baru membuat aktivitas memasak yang mudah terasa begitu sulit.

Puncak frustasinya adalah saat dia kesulitan membuat sandwich dengan isian kacang dan jelly. Saking kesalnya, Christine melempar makanan tersebut. Saat itu, dia merasa penyakit ini sudah membatasi masa depannya.

Tapi karena dia tinggal sendiri, mau tidak mau dia harus belajar berdamai dengan keadaan. Christine mulai belajar memotong jeruk pertama kali dan memasak telur tanpa gosong. Semakin lama Christine menghabiskan waktu di dapur, dia baru sadar kalau memasak itu bukan hanya soal visual, tapi merupakan aktivitas multi sensorik.

Walaupun dia tidak bisa melihat bawang putih yang sudah kecoklatan ketika dimasak, tapi dia bisa mencium aromanya dan suara desis bawang di panci tersebut.

Hingga akhirnya Christine mengikuti kejuaraan masak master chef dan menjadi kontestan tunanetra pertama. Hebatnya lagi dia berhasil memenangkan kejuaraan itu. Ketika menghadapi sebuah kejadian buruk, kita seringkali meremehkan kemampuan diri untuk bisa beradaptasi pada lingkungan yang baru. Padahal seseorang yang mengalami kejadian yang tidak terduga telah berubah. Dirinya yang baru bukanlah dirinya yang lama. Bahkan Christine sekarang bisa berolahraga snowboarding dan panjat tebing di akhir pekan.

Kedua, bagaimana perubahan bisa mengubah nilai yang kamu anut?

Apakah kamu pernah mengalami patah hati? Mayoritas orang mungkin pernah. Ketika seseorang mengalami patah hati, kita punya kecenderungan untuk berusaha melakukan aktivitas apapun untuk keluar dari situasi tersebut. Ada yang pergi liburan, ada yang potong rambut, ada yang mulai diet dan berbagai cara lainnya.

Tapi mungkin saja kamu sudah mencoba semuanya. Namun rasa sakit akibat patah hati masih tetap ada di sana. Bagaimana jika yang kamu butuhkan adalah sudut pandang yang berbeda? Bagaimana jika ternyata patah hati bukanlah sesuatu yang butuh solusi, bukan juga sesuatu yang butuh alasan kenapa hubungan tersebut gagal?

Bahkan menurut riset, ketika kita berhenti mencari alasan kenapa sebuah hubungan gagal, kita justru jadi punya kesempatan untuk mulai menikmati kebahagiaan dan cinta di masa depan.

Ketiga, bagaimana perubahan bisa mengubah kamu mendefinisikan siapa dirimu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun