Kesejahteraan di sini bukan hanya terkait uang, tapi kesejahteraan pemikiran. Kesejahteraan diri kita yang harusnya bisa kita gunakan untuk beristirahat dan rileks sejenak tapi kita gunakan untuk hal lain sehingga membuat kita justru tidak produktif. Akhirnya Timothy D Walker menyadari bahwa kesejahteraan siswa dan guru itu menjadi penting dan tidak bisa dikorbankan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan di kelas untuk memastikan kesejahteraan siswa dan guru bisa tetap terjaga, yaitu memahami jadwal istirahat otak, selalu recharge diri kita sepulang sekolah dan tidak membebani dengan pekerjaan rumah, menyederhanakan ruang kelas karena ruang kelas mempengaruhi bagaimana siswa kita belajar, selanjutnya adalah bagaimana kita memastikan bahwa diri kita menghirup udara segar sehingga kesejahteraan diri kita tetap terjaga. Selain itu, yang juga bisa dilakukan untuk bisa mulai meningkatkan kenyamanan dalam kelas sekaligus mendapatkan hasil efektif adalah rasa dimiliki.
Menurut Dinkes di tahun 2016, salah satu bahan utama dari kebahagiaan adalah rasa dimiliki.
Di sekolah Helsinki Timothy D Walker melihat banyak guru yang memfokuskan dan memprioritaskan pada hubungan dengan guru-guru lain di sekitarnya. Dengan banyaknya jam istirahat yang dimiliki oleh guru-guru tersebut, maka memungkinkan guru-guru tersebut untuk melakukan interaksi lebih sering dengan para guru ataupun dengan para siswanya. Dan ternyata tingginya intensitas bertemu antar guru memungkinkan para guru ini mendiskusikan strategi pembelajaran.
Dengan interaksi lebih sering maka akan memungkinkan munculnya rasa saling memiliki, rasa saling memiliki yang hadir karena kita merasa mendapatkan perhatian dari orang lain dan orang lain pun perhatian dengan diri kita. Dan ternyata inilah yang membuat kondisi menjadi lebih efektif untuk belajar. Kualitas pendidikan dan pembelajaran di kelas pun menjadi lebih baik. Kenapa? Karena gurunya merasakan rasa kepemilikan yang tinggi.
Dan rasa dimiliki ini tidak hanya dimiliki dan diterapkan oleh guru, melainkan juga oleh murid. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan rasa dimiliki ini bagi siswa kita, beberapa hal di antaranya adalah mengenal dekat dengan setiap anak, bermain dengan mereka, merayakan keberhasilan dan memastikan keterlibatan kita dengan mereka. Hal ketiga yang juga dapat kita lakukan untuk membuat pendidikan atau proses pembelajaran menjadi efektif dan nyaman adalah kemandirian.
Kalau di buku ini, dibahas tentang kondisi yang pertama terjadi di Amerika. Di Amerika para guru sekolah dasar memiliki protokol untuk mengantarkan siswa-siswa nya ke depan gerbang hingga siswanya kemudian diantar naik bus atau dijemput orangtuanya. Ternyata di Helsinki para guru tidak terbiasa mengantar murid-muridnya.Â
Selepas kelas usai, maka para guru melakukan apa yang mereka lakukan dan para siswa dengan mandiri membereskan barang-barang mereka dan pulang ke tempatnya masing-masing. Ada yang naik bus dan bahkan dari pengalaman oleh Timothy D Walker sendiri, ada anak yang pulang studi jalan kaki ke rumahnya. Dan ternyata kemandirian inilah yang mempengaruhi kemandirian mereka dalam kondisinya mereka sebagai pelajar.
Secara umum, kondisi di mana anak-anak Finlandia yang lebih mandiri ketimbang anak-anak di Amerika pada umumnya, tidak terjadi begitu saja. Karena ternyata ada proses pendidikan yang telah dialami oleh anak-anak ini sehingga mereka bisa lebih mandiri. Ada banyak hal di rumah mereka yang bisa mereka lakukan dengan penuh kemandirian.Â
Inilah ternyata yang membuat mereka memiliki mindset untuk mandiri dan lebih bertanggung jawab sebagai seorang pelajar. Dan ternyata ini membuat mereka lebih mampu mengarahkan dirinya sendiri. Sehingga peran guru adalah untuk mendorong kemandirian ini di dalam diri para siswa.