"GKS menghadirkan inisiatif diplomasi publik berbeda yang mengapresiasi pentingnya aspek diplomasi publik dan konsep penting people-to-people diplomacy"
Kathy Fitzpatrick (2013) menekankan pentingnya beralih dari saluran komunikasi satu arah yang membatasi kerja sama sejati menuju diplomasi publik relasional dengan komunikasi dan keterlibatan dua arah, yang melihat diplomasi publik sebagai sarana untuk mencapai pemahaman bersama dan memajukan kepentingan bersama di antara satu bangsa dan bangsa lain. Nancy Snow (2016) menguraikan ide-ide ini: tujuan diplomasi publik pada akhirnya adalah untuk mencari pemahaman, sementara itu membutuhkan keterampilan dalam berurusan dengan orang untuk menangani kebutuhan dan keinginan peserta.
Pendidikan internasional dan pertukaran budaya telah mengambil peran inti dalam diplomasi publik yang efektif. Nye (2008) telah menekankan tiga dimensi diplomasi publik: yang pertama adalah komunikasi harian, yang kedua komunikasi strategis, dan yang ketiga pengembangan hubungan yang langgeng dengan individu-individu kunci selama bertahun-tahun melalui beasiswa, pertukaran, pelatihan, seminar , konferensi, dan akses ke saluran media.Â
Byrne dan Hall (2013) berpendapat bahwa ada manfaat strategis dan nilai soft power yang menyeluruh dan abadi dari pendidikan internasional sebagai alat diplomasi public. De Lima (2007) telah merangkum fungsi pertukaran pendidikan sebagai: (i) [menghasilkan] saling pengertian (ii) [menciptakan] citra positif negara tuan rumah (iii) [menciptakan] dukungan terhadap kebijakan luar negeri negara tuan rumah. Strategi kebijakan luar negeri Korea saat ini sangat berfokus pada membawa orang asing ke Korea untuk pertukaran bahasa, budaya dan pendidikan.Â
Program studi yang didukung oleh pemerintah memberikan kesempatan bagi mahasiswa internasional untuk merasakan pengalaman negara tuan rumah dan berkontribusi pada pengembangan diplomasi publiknya sebagai bagian dari hubungan yang saling menguntungkan. GKS menghadirkan inisiatif diplomasi publik berbeda yang mengapresiasi pentingnya aspek diplomasi publik dan konsep penting people-to-people diplomacy.Â
Mahasiswa bukan lagi sebagai aktor Diplomasi Publik Korea yang hanya sekedar target untuk menjawab kebutuhan pemerintah, tetapi telah menjadi pemangku kepentingan penting yang kebutuhan dan keinginannya harus dipenuhi dalam pembuatan diplomasi publik yang efektif. Dalam hal inilah Global Korean Scholarship (GKS) memberikan studi kasus yang baik untuk memahami implikasi soft power