Mohon tunggu...
Fauzi Raziani
Fauzi Raziani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sentralitas ASEAN dan Dinamika Hubungan AS-Tiongkok

18 Oktober 2022   12:32 Diperbarui: 26 Juni 2023   17:20 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theaseanpost.com

Kehadiran Laos dan Vietnam yang berhaluan komunis menjadi salah satu alasan mengapa Tiongkok masih berkepentingan dalam penyebaran pengaruh di ASEAN, walaupun sering kali Tiongkok hanya menganggap negara-negara yang mempunyai hubungan dekat atau intim dengan Tiongkok sebagai “tetangga” yang harus dijaga hubungannya. 

Sumber: theaseanpost.com
Sumber: theaseanpost.com

Jika menilik ke sejarah, sebenarnya negara-negara ASEAN atau secara umum kawasan Asia Tenggara ini sudah menjadi medan peperangan pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat di masa perang dingin. Sejarah berulang, dan saatnya Tiongkok menggantikan posisi Uni Soviet dalam menimbulkan balance of power di kawasan.

Sebagai partner kerjasama ASEAN sejak 1977, Amerika Serikat tidak akan membiarkan pengaruhnya memudar selama kepentingan nasionalnya dapat diraih di kawasan. 

Selain alasan ekonomi dan perdagangan, ASEAN juga menjadi titik pertahanan Amerika Serikat baik itu dari segi ideologi demokrasinya maupun pertahanan militer yang terlihat dari beberapa pangkalan Amerika Serikat di kawasan. 

Secara umum, kepentingan nasional Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara adalah; Pertama, kawasan Asia Tenggara membuka akses maritim karena keberadaan selat malaka sebagai jalur perdagangan duni. Kedua, menjadikan kawasan sebagai pos militer dalam mengontrol Pasifik Barat dan Samudera Hindia.

Lancing-Mekong Cooperation Mechanism (LMCM). Tiongkok yang tadinya berkonflik dengan negara-negara di sekitaran sungai Mekong, secara mengejutkan mengubah alur pendekatannya dengan pada cara yang lebih damai dan diplomatic. Lancang-Mekong Cooperation Mechanism (LMCM) yang dibentuk pada tahun 2015 merupakan suatu bentuk gerakan yang dipakai oleh Tiongkok dalam mempertahankan pengaruhnya di Asia Tenggara. 

Hal tersebut dikarenakan adanya entitas kekuatan lain yaitu Amerika Serikat, sehingga jika kita melihat dari sudut pandang Neo-Realisme bahwa lingkungan global mempengaruhi keputusan Tiongkok dalam membangun LMCM. Dengan kembalinya fokus Amerika Serikat pada kawasan di masa pemerintahan Obama, menjadikannya salah satu alasan kuat bagi Tiongkok untuk membangun citra baiknya di Asia Tenggara untuk mengejar kepentingan nasionalnya.  

Dengan melihat tindakan outlook Amerika Serikat pada dua administrasi sebelum administrasi Biden, sekaligus mempertimbangkan grand design presiden Biden terhadap arah politiknya di Asia Tenggara, kita dapat menyimpulkan intensitas yang terjadi antara rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok akan terus bereskalasi namun tidak akan menimbulkan konflik besar dan dampak yang signifikan. 

Walaupun, strategi Biden dalam menanggapi upaya penyebaran hegemoni yang dilakukan Tiongkok akan berbeda dari Trump. Presiden Biden lebih terkesan kooperatif dan terus melihat oportunitas yang timbul dari reaksi Tiongkok di kawasan. Berbeda dengan mantan presiden Trump, yang menghadapi Tiongkok secara lebih ofensif yang malah nantinya menempatkan negara pada keadaan yang kurang beruntung. 

Maka, jika mempertanyakan sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik dalam dinamika hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok dalam periode ini, kita akan menemukan bahwa ASEAN benar-benar layak mendapat predikat sentral di kawasan Indo-Pasifik. Karena, secara garis besar kedua negara tersebut mempunyai interest yang sama di Asia Tenggara dan keduanya terkesan sama-sama ingin menjaga stabilitas terutama di masa pemerintahan presiden Biden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun