Mohon tunggu...
Fauzi Rafiq
Fauzi Rafiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Panca Sakti Tegal

Saya Fauzi Rafiq, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pancasakti Tegal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Barcode, Seni Menyakiti Diri Sendiri

21 November 2024   06:00 Diperbarui: 21 November 2024   06:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

FENOMENA BARCODE : SENI MENYAKITI DIRI SENDIRI

Seringkali kita mendengar istilah-istilah asing yang tanpa di sadari selalu menyambangi arus media informasi. Di era pesatnya sebuah infomasi ini, banyak beredar istilah di internet yang cukup membingungkan. Seperti halnya perilaku "seni menyakiti diri sendiri" atau "barcode". Secara umum barcode yang di ketahui oleh khalayak ramai adalah tanda berupa kode batang, berupa garis-garis hitam yang terdapat pada suatu produk atau benda. Barcode berguna untuk memudahkan mesin scanner untuk memindai informasi yang lengkap mengenai sesuatu. Seperti hal informasi tentang tanggal produksi, kode benda, harga, dan jenis produk, nomer seri dan lain sebagainya.

Lantas, apa hubungan barcode dengan kesehatan mental?

Sekilas jika kita menilik dari apa itu arti barcode yang sebenarnya memang tidak memiliki hubungan yang signifikan. Akan tetapi dalam istilah medsos semua memiliki arti yang berbeda bahkan jauh dari yang kita bayangkan. Dalam ranah media sosial, barcode di maknai sebagai suatu gambaran seseorang sedang mengalami keterpurukan, kesedihan yang mendalam, dan dibawah tekanan mental (under pressure)

Sering kita jumpai beberapa kasus seseorang menyakiti diri sendiri. Gangguan mental yang dimaksud adalah adanya upaya untuk menyakiti diri sendiri. Saat mengalami tekanan yang besar dan tidak dapat mengatasinya, penderitanya cenderung menyakiti diri sendiri. Salah satunya adalah menyayat tubuh sendiri menggunakan benda tajam (cutter, silet, pisau, pecahan kaca dan benda tajam sejenisnya). Hasil sayatan itu akan membentuk garis-garis yang kemudian di samakan seperti kode batang pada barcode.

Bagi siapapun yang melakukannya, menyakiti diri sendiri merupakan sarana untuk mengungkapkan emosi. Sebenarnya, barcode hanyalah salah satu dari tindakan menyakiti diri yang dilakukan oleh seseorang untuk bertahan dari keadaan yang sulit. Tindakan menyakiti diri sendiri yang lain ialah seperti menjambak rambut, mencakar-cakar tubuh, membentur-benturkan kepala di dinding, dan semua jenis tidakan yang di tujukan untuk menyakiti sendiri. Semua itu masuk dalam kategori Self Harm. Self Harm sendiri adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan emosinya.

Hal apakah yang mendorong seseorang melakukan self harm?

Berikut merupakan beberapa sebab adanya self harm :

1. Beratnya tekanan hidup

Tekanan yang dimaksudkan bisa berasal darilingkup internal maupun eksternal. Misalnya orangtua yang menekan anaknya untuk menjadi juara, untuk berprestasi. Seorang anak yang diperlakukan seperti itu tentu merasakan ketidaknyamanan. Apalagi jika dia tidak mampu untuk memenuhi tuntutan dari orang tuanya tersebut. Dia tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan kesulitannya. Akibatnya emosinya tidak terbendung, sehingga dia mengambil tindakan untuk menyakiti diri sendiri.

2. Bentuk pelampiasan emosi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun