Pemikiran Masyarakat Desa dan Kota
Pertama - tama kita harus tau apa itu kota dan desa.
Menurut beni ahmad saebani kota pada awalnya bukanlah tempat pemukiman, melainkan pusat pelayanan yang banyak di iringi dengan adanya urbanisasi penduduk desa untuk mencari penghidupan kota. Kota berasal dari bahasa sansakerta yaitu kotta yang dalam ungkapan lain disebut sebagai kita atau kuta.
Menurut beni ahmad saebani desa adalah kumpulan masyarakat dan penyelenggara pemerintah pada tingkat yang paling rendah dalam struktur pemerint jiah. Dalam bahasa sansakerta, istilah desa adalah deshi yang berarti tanah air, tanah asal, atau tamah kelahiran.
Kehidupan antara masyarakat Kota dan Desa cenderung berbeda dimulai dari cara bersosialisasi sampai ke pola berfikirinya, ada beberapa analisa antara masyarakat Kota dan Desa;
1. Kehidupan Sosial dan Komunitas
Desa: Masyarakat desa cenderung memiliki ikatan sosial yang lebih erat. Hubungan antar warga lebih dekat dan sering kali lebih saling mengenal. Solidaritas sosial di desa sering kali sangat kuat, dengan warga saling membantu dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong royong.
Kota: Masyarakat kota, sebaliknya, cenderung lebih individual. Kehidupan sosial di kota sering kali lebih sibuk sendiri, dan orang mungkin lebih fokus pada pekerjaan atau tujuan pribadi. Namun, meskipun begitu, kota juga menyediakan lebih banyak peluang untuk berinteraksi secara sosial, baik dalam bentuk kegiatan profesional maupun hiburan.
2. Pemikiran Tentang Pekerjaan dan Ekonomi
Desa: Pekerjaan di desa biasanya berfokus pada pertanian, peteenakan, dan kerajinan tangan. Banyak masyarakat desa yang memandang pekerjaan sebagai bagian dari keberlanjutan hidup. Mereka cenderung memiliki nilai kerja keras yang lebih tradisional.
Kota: Masyarakat kota lebih cenderung bekerja di sektor industri, jasa, atau teknologi. Pemikiran mereka lebih pragmatis, dengan fokus pada peningkatan karier dan penghasilan. Pekerjaan di kota sering kali mengutamakan keterampilan teknis atau pendidikan tinggi.
3. Pendidikan dan Akses Informasi
Desa: Masyarakat desa sering kali memiliki akses terbatas terhadap pendidikan formal dan informasi modern. Pendidikan di desa cenderung lebih sederhana, dan meskipun ada upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, masih terdapat kesenjangan dalam akses ke sumber daya.
Kota: Di kota, akses ke pendidikan dan informasi lebih mudah. Ada lebih banyak institusi pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga universitas, serta akses internet yang lebih cepat. Masyarakat kota cenderung lebih terpapar pada berbagai perkembangan terbaru dalam teknologi dan tren global.
4. Gaya Hidup dan Pola Konsumsi
Desa: Gaya hidup di desa lebih sederhana, dengan sebagian besar kebutuhan hidup dipenuhi secara mandiri atau melalui sumberdaya sekitar. Pola konsumsi di desa sering kali lebih berfokus pada produk di sekitarnya yang alami.
Kota: Di kota, gaya hidup lebih modern dan cenderung lebih konsumtif. Banyak orang di kota lebih bergantung pada barang-barang yang diproduksi secara massal dan cenderung mengonsumsi produk-produk impor atau teknologi terbaru.
5. Budaya dan Nilai-Nilai
Desa: Masyarakat desa sering kali lebih mempertahankan tradisi dan adat istiadat mereka. Nilai-nilai yang dihargai di desa mencakup gotong royong, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap orang yang lebih tua.
Kota: Di kota, budaya lebih beragam dan terbuka terhadap perubahan. Masyarakat kota mungkin lebih cenderung memilih gaya hidup yang lebih global dan modern, dengan nilai-nilai seperti kebebasan pribadi dan mobilitas sosial yang lebih tinggi.
6. Pengaruh Teknologi dan Perubahan Sosial
Desa: Di desa, meskipun teknologi mulai membanyak, masih ada hambatan dalam penggunaannya secara luas. Oleh karena itu, perubahan sosial dan budaya mungkin lebih lambat dibandingkan dengan kota.
Kota: Kehidupan kota lebih dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang cepat, yang berdampak besar pada cara hidup, pekerjaan, dan interaksi sosial. Masyarakat kota lebih mudah beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologi.
Kesimpulan
Pemikiran masyarakat desa dan kota sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, ekonomi, dan sosial. Masyarakat desa lebih mengedepankan nilai-nilai tradisional, kesederhanaan, dan kebersamaan, sementara masyarakat kota cenderung lebih individual, modern, dan pragmatis. Kedua jenis masyarakat ini memiliki keunikan dan tantangan masing-masing dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H