Mohon tunggu...
Fauzi Miftakh
Fauzi Miftakh Mohon Tunggu... -

Seorang aktivis dan pengajar muda, ambisius, bersemangat, never surrender.. always think globally act locally.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Azerbaijan: Nasionalisme dan Dendam kesumat

13 Desember 2012   17:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu merasa kalau kecintaan saya pada negara saya sangatlah besar. Dan itu memang wajar apabila seorang warga negara punya rasa nasionalisme pada negaranya. Tapi jika melihat kecintaan orang-orang Azerbaijan terhadap negaranya sungguh layak diacungi jempol. Mereka dengan sepenuh jiwa raga nya menjunjung tinggi negara nya melebihi apapun. Contoh kecilnya ketika sedang berbicara mereka selalu menyelipkan kelebihan negaranya bahkan dalam percakapan tidak formal. Mereka juga selalu menyanyikan lagu kebangsaan mereka ketika disuruh brnyanyi, bukan lagu band atau pop. Selain itu hampir semua orang Azerbaijan yang saya temui bisa menari tarian khas negaranya, bahkan mereka tidak segan menunjukan pada semua orang kelihaiannya ketika orang lain terliihat malu. Mereka juga selalu membawa bendera negara nya di event-event dimanapun baik yang ukuran kecil hingga besar. Hal-hal sepertu itu memang biasa dilakukan oleh orang dari negara lain, tapi menurut penilaian saya mereka seperti punya daya magnet yang sangat kuat akan kecintaan pada negaranya. Sepertinya facktor historis lah yang membuat mereka seperti itu. Mereka seperti menaruh dendam pada negara tetangga nya yang juga pecahan Rusia, yaitu Armenia. Saya sarankan pada pembaca jangan mengungkit-ungkit kata Armenia ketika anda sedang berbicara dengan orang Azerbaijan, karena mereka sangat sensitif terhadap negara itu. Pesetruan kedua negara ibarat hubungan Indonesia dan Malaysia yang saling bertetangga namun kerap terkibat konflik. Namun kondisi Azerbaijan-Armenia jauh lebih berbahaya karena sudah melibatkan perang antar militer dan menimbulkan korban jiwa diperbatasan wilayah Karabakh.

My Azeri Best Friend, Elmar Iskandarov Banyak hal yang menyebabkan perseteruan itu masih berlasung hingga sekarang. Orang-orang Azerbaijan benar-benar sangat membenci Armenia. Mereka mengatakan Armenia telah merebut wilayah Azerbaijan yaitu Karabakh tepatnya di kota Khojaly pada tahun 1992. Tentara Armenia mengusir paksa warga yang tinggal disana bahkan sampai membantai sedikitnya 613 warga yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Celakanya, Azerbaijan yang pada waktu baru setahun merdeka dan memisahkan diri dari Rusia belum punya tentara yang banyak untuk melawan tentara Armenia. Hingga saat ini Azerbaijan masih mengenang tragedy berdarah yang hampir terabaiakan oleh dunia itu dengan sebutan “Khojaly Genocide”. Mereka terus menuntut keadilan dengan membawa kasus itu ke pengadilan internasional dan dewan hak asasi manusia PBB. Salah satu teman saya bahkan tidak ingin meneruskan pembicaraan ketika tahu lawan bicaranya adalah orang Armenia. Maka wajar saja jika mereka punya nasionalisme yang tinggi terhadap negaranya karena mungkin merka tidak ingin negaranya terus menerus dilanda konflik dan dirugikan oleh pihak lain. Note: Judul ini adalah bagian dari kumpulan judul-judul lain yang akan segera di buku kan. InsyaAllah :)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun