Salah satu bagian dari kegiatan ISWI adalah workshop dan diskusi mengenai tema yang di usung dalam event tersebut yaitu “crossing border” dan saya sendiri tergabung dalam grup “freedom dan education” bersama dengan beberapa mahasiswa dari berbagai negara seperti Jerman, Rusia, Rumania, Ukraina, Polandia, Moldova, Mesir, India, Philipina, termasuk Indonesia yaitu Faisal Harahap. Setiap mahasiswa tentunya membawa pendapat dan cara pandang yang berbeda, yang dipengaruhi oleh keadaan negara masing-masing. Sepertinya saya cukup beruntung dengan tergabung dalam grup ini, karena dipimpin oleh empat orang group leader cantik asal Jerman yang juga menjadi pelajar di TU-Ilmenau yaitu: Daniela Lattner, Jana Kiesel, Sabrina Bohn, Claudia Murawski. Mereka sangat ramah dan bertugas cukup baik selama kegiatan berlangsung. Dalam workshop ini terdapat berbagai metode untuk membahas isu-isu yang berhubungan dengan freedom and education seperti debat cepat, games, atau penayangan video yang dilanjutkan dengan diskusi serta kunjungan ke sekolah untuk mengetahui penerapan konsep pendidikan di negara tersebut.
Group Workshop: Freedom and Education
Tepatnya pada hari Rabu, 18 Mei 2011 kami mengunjungi sebuah sekolah swasta di Ilmenau, yaitu sekolah “Franz von Assisi”. Dalam kunjungan tersebut saya melihat adanya kebebasan untuk memilih sejak umur lima tahun, kebebasan untuk mengatur jadwal sendiri bagi anak didik, kebebasan untuk berpartisipasi dan mengekspresikan diri lewat musik, olahraga, kegiatan masak-memasak, kerajinan tangan, dll. Sedangkan dari sepuluh hari mengikuti workshop dan diskusi dalam grup “freedom dan Education” saya bisa mengambil beberapa point penting yaitu: konsep pendidikan yang berbeda dari setiap negara khususnya Eropa dan Asia, kebebasan dalam memilih subjek yang diminati sejak dini tanpa paksaaan dari orangtua dimana di Eropa itu sudah diberikan sejak mereka masih berumur 5 tahun, serta perbedaan pendapat mengenai pembelajaran agama.
Murid-murid sekolah “Franz von Assisi”
Kebiasaaan di Eropa adalah memisahkan pelajaran agama dengan pelajaran umum karena dianggap cenderung untuk membentuk pemikiran subjektif bagi murid-murid, karena pelajaran agama yang mereka pelajari hanya sebatas terhadap agama mereka saja, tidak ada toleransi untuk mempelajari nilai-nilai yang baik dari agama lain. Sedangkan sistem pendidikan di Asia sudah memasukan pendidikan Agama ke dalam kurikulum dikombinasikan dengan nilai-nilai budaya dan sosial negara Asia yang berbeda dengan Eropa. Kegiatan workshop dan diskusi tersebut dilakukan setiap hari sampai jumat dari jam 9 pagi sampai jam 3 siang disertai dengan seminar di sela-sela waktu yang diikuti oleh seluruh peserta ISWI di astu aula terbesar di kampus tersebut yaitu Humboldtbau. Seminar tersebut juga menghadirkan pembicara-pembicara yang cukup berpengaruh baik dari Akademisi maupun unsur pemerintah di Jerman. Setelah itu ada bermacam-macam kegiatan yang bisa peserta ikuti.
Hari berikutnya yaitu tanggal 17 Mei diisi dengan “Open Air Concert” yang dimulai pada jam 8 sore. Acara itu diisi oleh beberapa musisi lokal seperti Grup band Tos, Graumeliert ist zeitlos, Lingua Loca, serta penampilan dari penyanyi solo dengan berbagai macam aliran seperti jazz, swing, soul dan rock yang tak kalah luar biasa menghangatkan suasana sore itu yang cukup dingin dan mendung. “The long path to freedom” begitulah tema yang dibawa dalam kegiatan pda tanggal 18 mei 2011. Kegiatan ini cukup menarik dan mempunyai nilai filosofis yang baik. Perjalanan yang cukup panjang harus ditempuh oleh peserta untuk mencapai kebebasan dan revolusi dengan melawan bentuk diskriminasi dan penindasan. Setiap peserta mendapatkan paspor yang berbeda dan akan melewati rintangan yang berbeda pula selama perjalanan. Paspor tersebut dibagi menjadi empat macam yaitu paspor kuning yang berarti orang yang berasal dari “honey yellow lowlands”, paspor biru yang berarti orang yang berasal dari “blueberry hills”, dan paspor merah yang berarti orang yang berasal dari “cupric woods”. Saya sendiri mendapatkan paspor merah ketika berpartisipasi di acara ini.