Penalarran adalah kegiatan berpikir. Berpikir tidak mungkin terjadi tanpa bahasa. Jadi penalaran senantiasa bersangkut paut dengan bahasa. Setiap orang yang menalar selalu menggunakan bahasa, baik bahasa yang digunakan dalam pikiran, bahasa yang diucapkan dengan mulut, maupun bahasa tertulis. Jadi, jelas bahwa bahasa adalah alat untuk berpikir.Â
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penalaran diartikan sebagai cara menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam mengembangkan gagasan tentang fakta atau prinsip tertentu.Â
Adapun beberapa jenis penalaran yang umum digunakan yaitu:
1. Penalaran deduktifÂ
Penalaran deduktif menggunakan premis atau pernyataan yang diketahui untuk mencapai suatu kesimpulan yang pasti.
Contoh: Semua orang adalah makhluk hidup, putri adalah manusia, itu sebabnya putri adalah makhluk hidup.
2. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah tentang membuat kesimpulan umum berdasarkan informasi atau bukti spesifik yang ada.
3. Penalaran analitis
Penalaran analitis adalah tentang kemampuan menganalisis suatu masalah atau situasi secara terperinci, memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memeriksa hubungan antar bagian.
4. Penalaran abduktif
Penalaran abduktif berarti membuat kesimpulan yang paling mungkin atau masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia.
5. Penalaran kausal
Penalaran kausal adalah penalaran membuat kesimpulan tentang hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih peristiwa atau fenomena.
Penalaran dalam bahasa indonesia dapat digunakan dalam banyak bidang kehidupan, antara lain ilmu pengetahuan, matematika, hukum, filsafat dan pemecahan masalah sehari-hari. Kemampuan untuk berpikir secara logis dan menggunakan penalaran yang masuk akal sangat penting untuk memahami dunia di sekitar kita.
Ciri-Ciri Penalaran
Beberapa ciri penalaran yaitu:
1. Proses berpikir logis
Diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut logika, pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang  sah.
2. Bersifat analitik
Analisis pada dasarnya adalah berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Kegiatan berpikir tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun, dan menghubungkan petunjuk akal pikirannya ke  dalam pola.
3. Rasional sesuau yang dibenarkan sebagai fakta atau kenyataan dapat berpikir secara mendalamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H