biaya produksi dan menjaga profitabilitas di tengah persaingan yang semakin ketat. Persaingan dengan produk serupa yang berharga lebih murah serta kenaikan biaya bahan baku menjadi kendala utama yang memerlukan solusi strategis berbasis data dan inovasi.
Boyolali - UMKM Rambak Djoyo Sonto, salah satu UMKM yang berlokasi di Dusun II, Kopen, Kec. Teras, Kabupaten Boyolali tersebut telah menjadi bagian penting dalam mendukung perekonomian lokal sejak 1995. Namun, seperti banyaknya UMKM lainnya, usaha ini menghadapi tantangan besar dalam mengelolaMenurut laporan Kementrian Koperasi dan UKM, sekitar 60% UMKM di Indonesia menghadapi kesulitan dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan bisnis yang efisisen. Kesulitan ini seringkali menyebabkan stagnasi usaha, penurunan daya saing, atau bahkan penutupan usaha kecil menengah. Hal serupa dirasakan oleh pemilik Rambak Djoyo Sonto, Bapak Zainuddin, yang dalam wawancara menyatakan, "Untuk pendapatan dan laba per bulannya belum tahu secara spesifik karena usaha ini kurang adanya manajemen ya mungkin manajemennya belum ada, selama ini hanya dijalani saja." Pernyataan ini mencerminkan bahwa banyak UMKM masih menghadapi tantangan dalam menerapkan manajemen usaha yang baik, terutama dalam hal perencanaan keuangan, efesiensi operasional, dan optimasi biaya.
Tantangan Pengelolaan Biaya dan Profitabilitas
Tantangan terbesar UMKM Rambak Djoyo Sonto adalah tingginya biaya variabel, terutama bahan baku utama seperti tepung tapioka dan terigu, yang terus meningkat. Selain itu, kurangnya inovasi pemasaran digital dan minimnya penetrasi pasar baru turut mempersempit peluang pertumbuhan usaha.
Berdasarkan analisis Biaya-Volume-Laba (BVL), yang merupakan salah satu pendekatan dalam akuntansi manajemen, diketahui bahwa UMKM ini memerlukan produksi minimal 2.703 kg per bulan untuk mencapai titik impas. Dengan margin keamanan (Margin of Safety)Â sebesar 54,95% usaha ini memiliki toleransi terhadap penurunan penjualan yang cukup tinggi sebelum mencapai titik impas. Angka ini memberikan ruang bagi UMKM untuk menghadapi fluktuasi permintaan di pasar.
Namun, tingginya biaya variabel dan kurangnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya menjadi penghambat utama dalam meningkatkan profitabilitas. Selain itu, keterbatasan inovasi pemasaran digital membuat produk sulit bersaing dengan kompetitor yang lebih agresif memanfaatkan platform online. Dalam era digital, kemampuan menjangkau pasar yang lebih luas melalui teknologi menjadi salah satu kunci keberhasilan UMKM.
Pentingnya penerapan akuntansi manajemen dalam membantu UMKM memetakan biaya, menganalisis struktur pengeluaran, dan merancang strategi efisiensi tidak dapat diabaikan. Akuntansi manajemen memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih terukur, termasuk dalam menentukan harga jual, target produksi, hingga margin keuntungan.
Solusi Strategis untuk Efisiensi dan Inovasi
menghadapi tantangan tersebut, UMKM seperti Rambak Djoyo Sonto memerlukan strategi konkret berikut:
1. Penggunaan Teknologi ProduksiÂ
Teknologi otomatisasi dapat mengurangi pemborosan bahan baku dan meningkatkan produktivitas. Menurut McKinsey & Company, "Teknologi otomatisasi mampu meningkatkan efisiensi operasional hingga 30-50% tergantung pada skala dan kompleksitas bisnis." Langkah ini tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga memungkinkan pengusaha fokus pada pengambangan produk dan pemasaran.
2. Pemantauan Biaya Secara Real-TimeÂ
Menggunakan perangkat lunak akuntansi membantu UMKM memantau pengeluaran secara efisien. Data dari kementerian koperasi dan UKM 2023 menunjukan, "UMKM yang menggunakan perangkat lunak akuntansi memiliki efisiensi keuangan 40% lebih tinggi dibanding metode manual." Dengan sistem ini, UMKM dapat memetakan pengeluaran secara detail dan meminimalkan kesalahan dalam pembukuan.
3. Negosiasi dengan pemasokÂ
Menjalin hubungan strategis dengan pemasok dapat menekan biaya bahan baku. Studi Harvard Bussiness Review menyebutkan, "Negosiasi strategis dapat mengurangi biaya pembelian hingga 15%."Â Selain itu, menjalin kemitraan dengan lebih banyak pemasok dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih bahan baku yang lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas.
4. Penerapan Teknologi Pemasaran DigitalÂ
Memanfaatkan media sosial dan marketplace dapat memperluas jangkauan konsumen dengan biaya yang relatif rendah. Menurut We Are Social 2024, "Sebanyak  72% konsumen indonesia lebih memilih berbelanja melalui platform digital karena kemudahan akses." UMKM yang mampu memanfaatkan platform ini memiliki peluang besar untuk menarik konsumen baru dan memperluas pangsa pasar.
5. Diversifikasi ProdukÂ
Varian produk baru dapat menarik konsumen lebih luas. Nielsen mencatat, "Diversifikasi meningkatkan peluang pembelian ulang hingga 20%."Â Rambak Djoyo sonto dapat mempertimbangkan variasi rasa, kemasan menarik, atau produk inovatif lainnya untuk manambah nilai jual.
Melalui strategi ini, yang berakar pada prinsip-prinsip akuntansi manajemen, UMKM dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat daya saing, dan menjawab tantangan pasar secara lebih terarah.
Mendukung Pertumbuhan UMKMÂ
Pengelolaan biaya yang efektif adalah kunci keberlanjutan UMKM di tengah persaingan pasar. Dengan memahami struktur biaya, merencanakan target penjualan yang realistis, dan memanfaatkan teknologi secara optimal, UMKM seperti Rambak Djoyo Sonto tidak hanya dapat meningkatkan profitabilitas tetapi juga memperkuat daya saing produk lokal di pasar domestik maupun internasional.
Penggunaan akuntansi manajemen secara lebih luas dapat membantu UMKM mengidentifikasi area-area kritis yang membutuhkan perbaikan. Misalnya, melalui analisis margin kontribusi, UMKM dapat mengetahui seberapa besar kontribusi setiap produk terhadap laba bersih. Pendekatan ini memungkinkan keputusan yang lebih strategis, seperti mengeliminasi produk yang kurang menguntungkan atau meningkatkan produksi pada lini yang paling menguntungkan.
Melalui strategi berbasis data dan inovasi, UMKM memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan pelaku industri sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Dengan membeli produk lokal, mempromosikan di media sosial, atau bahkan berinvestasi dalam pengembangan teknologi produksi, kita dapat membantu UMKM tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah yang tepat, UMKM seperti Rambak Djoyo Sonto dapat membuktikan bahwa produk lokal tidak hanya mampu bertahan tetapi juga bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI