Ibu...Ibu...Ibu...,
Manusia terlahir dari  rahim seorang ibu, selama 9 bulan kita  berada di Rahim Ibu. Kebahagiaan selalu menghiasai wajah ibu saat menantikan kita lahir di muka bumi ini. Meski nyawa menjadi taruhan  tetapi ibu Ikhlas menjalankan.
Ibu adalah figure yang sangat mencintai kita di muka bumi ini. Pengorbanan maupun kasih sayang ibu tak memiliki tandingan dan batas. Ibu Juga satu-satunya tempat kita bersandar dikala keterpurukan datang menghampiri kita , tempat kita berkeluh kesah disaat Badai kehidupan datang menerpa dan tempat kita belajar arti sebuah kehidupan, kesabaran dan arti sebuah perjuangan.
Di era milenial peran ibu dihadapkan dengan serbadigital. Perkembangan zaman yang diiringi perkembangan tekhnologi dan komunikasi semakin pesat sehingga membawa perubahan pola komunikasi didalam keluarga.
Lalu bagaimana dengan Eksistensi kaum Ibu diera milenial ini?
Eksistensi kaum ibu diera milenial tak terlepas dari pola komunikasi digital yang tak mengenal jarak dan waktu. Ibu kapan saja dan dimana saja bisa memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadikan anak sebagai generasi yang memiliki Akhlaqul Karimah yaitu akhlak yang terpuji.
Generasi yang memiliki akhlaqul karimah inilah yang mampu membentuk pribadi generasi unggul dan tangguh yang nantinya membawa manfaat bukan hanya pada dirinya sendiri tetapi juga pada bangsa dan negara.
Kaum ibu yang lahir pada rentang tahun 1980-2000 adalah kaum ibu milenial yang akrab dengan digital. Bagaimana dengan kaum ibu pendahulunya?
Tentu saja sangat jauh berbeda namun keduanya tetap menanamkan nilai-nilai agama dan pancasila. Perbedaan dinamika kehidupan ini menjadi suatu tantangan bagi kaum ibu untuk mampu membentuk karakter anak.
Menurut Head of Content Mamapedia, Cindy Charlotta, Ibu milinial kini memiliki ciri yang jauh berbeda dari generasi ibu sebelumnya, dan hal itu mempengaruhi mereka dalam mengurus juga mendidik anak-anak mereka (suara.com 27/3/2019).