Mohon tunggu...
Fauziah Aljahro
Fauziah Aljahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya merupakan mahasiswa jurusan kimia murni, selain kuliah saya juga aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus, saya juga pernah mengajar di salah satu Sekolah Dasar, tidak hanya itu saya juga senang membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bioteknologi untuk Lingkungan: Solusi Hijau di Tengah Perubahan Iklim

25 Desember 2024   12:27 Diperbarui: 25 Desember 2024   12:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mikroalga memiliki kemampuan fotosintesis yang tinggi, menjadikannya alat efektif untuk menyerap CO. Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat inovatif bernama Algaerium, yang memanfaatkan mikroalga untuk mengurangi konsentrasi karbon di dalam ruangan. Alat ini dapat menyerap CO, mengurangi polutan, dan memperbaiki kualitas udara, menjadikannya solusi tepat untuk lingkungan perkotaan.

3. Mikroba Laut sebagai Penyerap Karbon

Gambar 3. Mikroba Laut
Gambar 3. Mikroba Laut

Ilmuwan dari University of Technology Sydney menemukan spesies baru mikroba laut yang memiliki kemampuan unik untuk menyerap karbon. Mikroba ini tidak hanya melakukan fotosintesis, tetapi juga menghasilkan eksopolimer kaya karbon yang mampu menyerap dan menyimpan karbon di dasar laut. Teknologi ini berpotensi besar dalam meningkatkan kemampuan laut sebagai penyerap karbon alami.

4. Biochar untuk Meningkatkan Penyerapan Karbon dalam Tanah

Gambar 4. Biochar
Gambar 4. Biochar

Biochar adalah material yang dihasilkan dari pirolisis biomassa, seperti limbah tanaman, dalam kondisi minim oksigen. Biochar memiliki struktur berpori dan luas permukaan tinggi, sehingga mampu menyerap dan menyimpan karbon secara efektif di dalam tanah. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi biochar, kompos, dan mikroba konsorsia dapat meningkatkan kandungan karbon tanah sekaligus memperbaiki kualitas ekosistem tanah.

Dengan kemajuan teknologi dan dukungan penelitian yang terus berkembang, penggunaan mikroorganisme dan tanaman sebagai penyerap karbon dapat menjadi solusi andalan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Implementasi teknologi ini di berbagai sektor, seperti pertanian, kehutanan, dan lingkungan perkotaan, akan memberikan kontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon global.

Contoh kasusnya: Penggunaan Biochar di Lahan Pertanian Indonesia

Salah satu contoh implementasi teknologi penyerap karbon di Indonesia adalah penggunaan biochar pada lahan pertanian. Penelitian yang dilakukan di Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa aplikasi biochar pada tanah pertanian dapat meningkatkan kandungan karbon tanah serta produktivitas tanaman. Penelitian ini diterapkan pada lahan pertanian di Jawa Tengah dengan hasil yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada di lahan kering di Yogyakarta, dengan memanfaatkan limbah biomassa lokal seperti sekam padi dan serbuk gergaji untuk menghasilkan biochar. Hasilnya menunjukkan bahwa biochar dapat menyerap karbon secara efektif, sekaligus meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun