Mikroalga memiliki kemampuan fotosintesis yang tinggi, menjadikannya alat efektif untuk menyerap CO. Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat inovatif bernama Algaerium, yang memanfaatkan mikroalga untuk mengurangi konsentrasi karbon di dalam ruangan. Alat ini dapat menyerap CO, mengurangi polutan, dan memperbaiki kualitas udara, menjadikannya solusi tepat untuk lingkungan perkotaan.
3. Mikroba Laut sebagai Penyerap Karbon
Ilmuwan dari University of Technology Sydney menemukan spesies baru mikroba laut yang memiliki kemampuan unik untuk menyerap karbon. Mikroba ini tidak hanya melakukan fotosintesis, tetapi juga menghasilkan eksopolimer kaya karbon yang mampu menyerap dan menyimpan karbon di dasar laut. Teknologi ini berpotensi besar dalam meningkatkan kemampuan laut sebagai penyerap karbon alami.
4. Biochar untuk Meningkatkan Penyerapan Karbon dalam Tanah
Biochar adalah material yang dihasilkan dari pirolisis biomassa, seperti limbah tanaman, dalam kondisi minim oksigen. Biochar memiliki struktur berpori dan luas permukaan tinggi, sehingga mampu menyerap dan menyimpan karbon secara efektif di dalam tanah. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi biochar, kompos, dan mikroba konsorsia dapat meningkatkan kandungan karbon tanah sekaligus memperbaiki kualitas ekosistem tanah.
Dengan kemajuan teknologi dan dukungan penelitian yang terus berkembang, penggunaan mikroorganisme dan tanaman sebagai penyerap karbon dapat menjadi solusi andalan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Implementasi teknologi ini di berbagai sektor, seperti pertanian, kehutanan, dan lingkungan perkotaan, akan memberikan kontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon global.
Contoh kasusnya: Penggunaan Biochar di Lahan Pertanian Indonesia
Salah satu contoh implementasi teknologi penyerap karbon di Indonesia adalah penggunaan biochar pada lahan pertanian. Penelitian yang dilakukan di Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa aplikasi biochar pada tanah pertanian dapat meningkatkan kandungan karbon tanah serta produktivitas tanaman. Penelitian ini diterapkan pada lahan pertanian di Jawa Tengah dengan hasil yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada di lahan kering di Yogyakarta, dengan memanfaatkan limbah biomassa lokal seperti sekam padi dan serbuk gergaji untuk menghasilkan biochar. Hasilnya menunjukkan bahwa biochar dapat menyerap karbon secara efektif, sekaligus meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi.