Seperti kematian yang ingin dirayakan dengan tangisan
Aku juga ingin merayakanmu lewat kata-kata yang menghilang
Tak perlu selamatan untuk mengikrarkan perpisahan
Hanya cukup dengan niat yang ingin segera hengkang
Perihal kepedihan yang mengakar di hati
Biarkan dia pergi bersama bunga setaman di dini hari
Tak perlu ucapan, "Semoga diberi kelapangan hati"
Jika dirimu saja pergi saat aku rapuh berdikari
Semuanya sudah mati, bukan?
Dan kau tak perlu berpura-pura empati
Aku baik-baik saja, kau tahu
Walau itu hanya sebatas khayal dungu yang tak pernah tersemai rapi
Dan ketika tiba selamatan  100 hari
Aku ingin arwah kenangmu tak lagi mengentayangi diri
Tak perlu ada dekap hangat yang dirindukan lengan ringkih
Pun, tak perlu ada kata penenang agar kaki tak berhenti
Semuanya telah selesai,
ketika hajatan 1000 hari telah dirayakan sepi
Dan saat itu, diharap tak ada lagi sesenggukan tangis
Semuanya harus kembali normal
Tak boleh ada lagi repetisi keterpurukan
Lalu, sudahkah siap menyambut perayaan kehilangan?
Jika baru hari pertama saja sudah merasa kehilangan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H