Pada pilkada tahap pertama, tiga daerah dimenangkan oleh keluarga Andika. Ketiga daerah itu adalah Kabupaten Serang, Bupati terpilih Rt Tatu Chasanah (bibi Andika), di Tangsel, walikota terpilih Airin Rachmi Diany (bibi andika) dan di Kabupaten Pandeglang wakil bupati terpilih Tanto W Arban (adik Andika). Dengan kata lain, pendukung kepala daerah terpilih bisa 'dialihkan' ke Andika.
Di Kota Cilegon juga pemenangnya adalah Dr Tb Iman Ariyadi dari Partai Golkar. Jika solid, maka jelas 4 daerah ini bisa menjadi kantong suara Andika. Ditambah dengan Kota Serang yang walikotanya Hairul Jaman (paman Andika) dan Kabupaten Tangerang ada bupati Zaki Iskandar (partai Golkar).
Maka dari 8 daerah, mayoritas pemilih di 6 daerah berpotensi mendukung Andika. Tinggal bagaimana Andika dan tim tengnya meyakinkan Dr Tb Iman Ariyadi selaku penguasa Cilegon dan Zaki Iskandar selaku penguasa Kabupaten Tangerang untuk bisa bergabung. Sebab, dua nama tersebut secara politik di internal Golkar sedang terjadi dinamika terutama dengan Rt Tatu Chasanah selaku Ketua DPD Partai Golkar Banten.
Ketiga, kemampuan tim keluarga Atut patut diperhitungkan dalam hal melobi dukungan partai politik. Kemampuan ini juga menjadi potensi dimana Andika bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya dukungan parpol. Dukungan banyak parpol sangat penting sebagai legitimasi politik dan juga dalam hal kelancaran penyelenggaraan pemerintahan jika terpilih nanti.
Keempat, publik saat ini sedang gandrung dengan pemimpin muda. Pilkada di sejumlah daerah pada tahap pertama banyak yang dimenangkan oleh kalangan anak muda. Antara lain adalah Gubernur Jambi terpilih Zumi Zola, putra dari Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi periode 1999-2004. Begitu pun dengan Andika yang baru berusia 31 tahun pada Desember 2016 mendatang, mantan Gubernur Banten dua periode Rt Atut Chosiyah.
Tantangan Andika
Tantangan Andika saat ini hanya pada internal Partai Golkar. Dinamika politik akibat sempat adanya dualisme kepemimpinan Aburizal Bakrie (ARB) dengan Agung Laksono membuat Partai Beringin ini tidak ikut pilkada serentak tahap pertama. Untuk pilkada tahap kedua Partai Golkar diyakini ikut dalam bursa ini. Hanya saja meski sudah islah, posisi Andika harus bersaing dengan ARB yang menjagokan Tantowi Yahya.
Jika Tantowi Yahya tetap diusung Partai Golkar, berarti Andika bisa tidak mencalonkan diri atau tetap mencalonkan diri, tetapi dari parpol lain. Hanya saja, risikonya adalah keanggotaan dirinya sebagai kader Golkar bisa dicabut dan ini juga mungkin bisa mengancam posisi keluarga Andika lainnya yang menjadi pejabat eksekutif maupun legislatif dari kendaraan Partai Golkar. Terkait hal ini, kita lihat saja perkembangannya ke depan.
Lalu bagaimana dengan Rano Karno?
Pengamatan saya, Rano Karno besar karena digandeng Rt Atut yang 'diambil' saat menjabat wakil bupati Tangerang bersama Ismet Iskandar. Rano Karno menjadi wakil gubernur digndeng Rt Atut untuk periode 2012-2017.
Kemudian baru pada 13 Mei 2014, Rano Karno ditunjuk Presiden SBY untuk menjabat Plt. Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan terkait kasus suap pilkada di MK. Kemudian pada 12 Agustus 2015, Rano Karno dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur Banten hingga hari ini.
Rano Karno popular karena keartisannya sebagai aktor sinetron 'Si Doel Anak Sekolahan'. Artinya dari sisi karier politik belum menunjukkan kapasitasnya sebagai sosok nomor satu. Apakah pada Pilgub Banten 2017 nanti Rano dapat membuktikannya? Kita lihat saja. Selama memimpin Banten, Rano Karno juga tidak menunjukkan kinerja yang baik. Terkait hal ini juga nitizen banyak menyoroti bahwa Rano Karno hanya hebat dalam sinetron.