Mohon tunggu...
ahmad fauzi
ahmad fauzi Mohon Tunggu... Freelancer - Divisi Kajian Hukum dan Demokrasi Forum Lingkungan Kabupaten Pasuruan (FLKP)

Manusia biasa yang kebetulan tidak suka lontong, kupat, lepet dan sejenisnya

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Andai Bukan Banser yang Membakar Bendera

4 November 2018   17:34 Diperbarui: 4 November 2018   17:36 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dibayangkan betapa panasnya politik nasional seadainya bukan Banser yang melakukan pembakaran Bendera HTI.  Tidak hanya demo berjilid-jilid.  Bentrok fisik akan terjadi dimana-mana.

Pembekaraan Bendera HTI yang berlafalkan kalimat tauhid.  Sublimasi konstilasi politik nasional menjelang Pilpres 2019. Akumulasi gesekan sejak Pilgub DKI 2017 lalu.  Sedikit terkurangi dengan inseden pembakar Bendera saat perayaan hari santri di Garut 22 Oktober lalu.

Ya,  memang sedikit menyita waktu. Namun,  letupan efek dari kejadian itu.  Mampu dikontrol.  Sehingga efeknya tidak seberapa dahsyat.  Ketimbang ledekan tersebut terjadi mendekati Pilpres mendatang.

Ledakan ini pertanda potensi konflik efek dari Pilpres mendatang. Memudahkan aparat keamanan meng-identifikasi.  Sumber-sumber terjadinya ledakan.

Identifikasi tersebut,  akan dibuatkan kanal-kanal. Tentu saja akan mengurangi ledakan sebenarnya. Apabila memang terjadi konflik efek dalam Pilpres.  Dan tentunya,  semua kubu dalam Pilpres tidak menghendaki meletusnya konflik.

Ini,  berbeda apabila bukan Banser yang melakukan pembakaran.  Melainkan kelompok,  ormas,  organ, Relawan ataupun anggota partai pendukung pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf.  Yang bukan berbasis Islam. Maka bisa diprediksi stabilitas nasional akan tergangu.

Balasan kelompok yang mendukung pembakaran bendera Tauhid.  Akan melakukan balasan. Tentu saja menjurus pada anarkhisme massa.

Pengemasaan isu pembakaran bendera tauhid ini,  memiliki sentimen kuat.  Terutama bagi kaum muslimin.  Tidak ada tolerensi.

Materi kemasan tersebut,  sama halnya dengan kasus Ahok di Jakarta.  Sehingga mampu menciptakan demonstrasi ber-jilid.  

Kenapa seperti itu?  Karena Konstruksi alam bawah sadar masyarakat masih terjadi dikotomi kesenjangan.  Antara muslim dan non muslim.  Masyarakat pun hanya bisa menerima dengan pemahamaan yang dangkal.  Tanpa ada proses konfermasi literatur.

Persepsi publik terbentuk dengan satu kata.  Pokoknya,  Ahok atau kelompok itu menista agama atau membakar bendera tauhid. Sehingga wajib diperangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun