Mohon tunggu...
Fauzan Pananrangi
Fauzan Pananrangi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Pelajar SMA yang memiliki hobi membaca dengan perhatiannya terhadap lingkungan sekitar dan dijadikan sebuah karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dialog Antar Generasi: Anhar Gonggong tentang Peran Rakyat Indonesia dalam Rangka Kemerdekaan

17 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 17 Agustus 2021   12:04 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun tertarik dengan cerita bagaimana Sjahrir keluar masuk penjara demi kemerdekaan Indonesia. Dan beliau mengatakan “Dia ditangkap bersama Hatta dibuang ke Digul” Kemudian saya ingat, beliau pernah memberi saya buku biografi Hatta yang menceritakan bagaimana Hatta dan Sjahrir dibuang ke Digul. 

Pada buku itu dijelaskan Hatta, Sjahrir, Bondan, Maskoen, Moerwoto, dan kedua orang keturunan Tionghoa dari Medan ditangkap oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada Minggu pertama Januari 1935, mereka dibuang ke Digul.

Saya bertanya pada kakek “Berarti salah satu peran kita sebagai warga negara adalah mengorbankan diri kita untuk negara”. Dijawab, “Dalam arti positif, iya, artinya tidak dalam pengertian saya boleh jadi miskin dan saya berikan semua kepada negara”

Yang membuat saya seketika berkaca-kaca adalah ketika kakek berkata seperti ini, “Yang menyebabkan saya berpendidikan seperti ini, yang membiayai, negara. 

Kamu tahu, mengapa sampai sekarang saya masih bekerja dan berusaha mendapatkan pekerjaan? Karena saya merasa berutang kepada republik ini, saya masih merasa berutang kepada rakyat ini. Saya menjadi doktor oleh karena negara dan rakyat. Artinya saya tidak pernah berhenti berutang dan saya harus mencari cara membayar utang itu”

Kakek berdiam sejenak sebelum melanjutkan,“Saya selalu merasakan pada diri saya sebagai orang yang berutang. Kepada siapa saya berutang? Kepada negara dan rakyat. 

Saya sadar bahwa itu tidak mungkin terbayar. Itu yang menyebabkan sampai sekarang, dalam usia seperti sekarang, saya tidak seperti orang lain, menikmati pensiunnya, tetapi saya tetap berusaha. Tidak oleh kesombongan, tapi saya sadar benar, bahwa saya adalah orang yang berutang. Jadi saya tidak pernah berhenti berutang, sampai mati!”

Setelah dialog ini selesai, saya langsung merenung di kamar. Muncul kesadaran bahwa memang sebenarnya kita semua adalah orang yang berutang kepada negara dan rakyat. Saya bersyukur bisa menempuh pendidikan seperti sekarang, padahal masih ada saudara-saudara tanah air yang tidak seberuntung seperti saya. 

Kita semua, sebagai warga negara Indonesia berutang kepada negara dan rakyat. Maka dari itu kita berikan semua yang kita miliki tanpa membuang diri kita sebagai manusia. “Jangan tanyakan apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang kamu bisa lakukan untuk negara” kutip John F. Kennedy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun