Ancaman dan teror tidak boleh digunakan sebagai alat pengendalian anak. Mengancam atau membuat anak takut hanya akan menciptakan hubungan yang penuh ketegangan dan mengganggu perkembangan kepercayaan anak pada orang tua.
Dalam mengasuh anak, penting untuk diingat bahwa pendekatan yang penuh kasih sayang dan pengertian lebih efektif dalam membentuk perilaku positif dan membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional. Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan lingkungan yang aman, mendukung, dan membangun kepercayaan pada anak-anak mereka.
Dari kesimpulan artikel ilmiah yang berjudul "Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Moral Anak" dalam jurnal "Ilmiah Cahaya Paud", dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan moral anak. Pola asuh otoriter dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak negatif dari pola asuh otoriter terlihat ketika anak tidak merasakan kebahagiaan dengan aturan yang diberikan oleh orang tua. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi keras kepala, kurang disiplin, ragu-ragu, mudah gugup, merasa takut, cemas, merasa minder jika dibandingkan dengan orang lain, sulit memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang rendah. Pola asuh otoriter juga dapat menghilangkan kebebasan anak, mengurangi inisiatif dan aktifitasnya, seringkali menentang orang tua, dan kurang menghargai orang yang lebih tua.
Gimana udah semakin paham kan dampak dari perilaku atau sikap orang tua yang keras pada anaknya? Masih mau seperti itu, jangan dong ya, mulai dari saat ini yuk ubah menjadi orang tua yang berperilaku positif.
Quote untuk kamu yang baca artikel ini: "Kekuatan pola asuh yang bijaksana menciptakan akar moral yang kuat, membimbing anak pada jalan kebaikan yang abadi."
Referensi:
Taib, B., Ummah, D. M., & Bun, Y. (2020). Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Moral Anak. Jurnal Ilmiah Cahaya Paud, 2(2), 128-137.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H