Apa itu Limology? pernahkah Anda mendengar tentang Limology? Pasti Anda tidak familier dengan istilah ini karena istilah Limology memang belum banyak dikenal di banyak kalangan, termasuk penstudi Geografi, Geopolitik, Hubungan Internasional maupun penstudi perbatasan.
Secara keseluruhan, penggunaan istilah Limology dalam artikel ilmiah mulai muncul sekitar akhir tahun 1990-an, mencerminkan minat yang berkembang terhadap studi perbatasan sebagai bidang kajian yang kompleks dan multidisiplin. Meskipun saya mulai belajar mengenal studi perbatasan sejak tahun 2003, saya sendiri baru mengenal istilah Limology sebagai studi perbatasan di tahun 2014, ketika sedang menyiapkan proposal disertasi doktoral mengenai keamanan perbatasan (border security).
Istilah Limology berasal dari bahasa Latin, dari kata "limes" yang berarti batas atau perbatasan dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi Limology (border studies) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang perbatasan. Istilah Limology sebagai studi perbatasan pertama kali digunakan dalam konteks akademis sekitar tahun 1998.Â
Jika ditelusuri dari berbagai artikel ilmiah, salah satu tokoh yang awalnya menggunakan istilah Limology sebagai studi perbatasan adalah Kolossov & O'Loughlin (1998) dalam tulisannya New Borders for New World Orders: Territorialities at the fin-de-siecle. Dalam tulisannya ini menyebutkan bahwa dorongan untuk kebangkitan Limology (studi perbatasan) berasal dari konteks global tatanan pasca Perang Dingin.
Sejak saat itu, istilah Limology telah digunakan oleh beberapa peneliti dan akademisi dalam konteks yang lebih luas, mencakup berbagai aspek perbatasan seperti identitas nasional, migrasi, keamanan, dan tata kelola. Misalnya, istilah ini digunakan dalam bukunya Nail (2016) yang berjudul "Theory of the Border" yang memperkenalkan metodologi kritis untuk menganalisis batas-batas sosial dan material dalam berbagai domain kehidupan sosial di perbatasan.
Beberapa tulisan akademis lain yang menggunakan istilah Limology sebagai studi perbatasan dalam tulisannnya, antara lain: Kolossov & O'Loughlin (1998), Kolossov (2005, 2006), Dmitrieva (2008), Vaughan-Williams (2009), Sevastianov, Laine, & Kireev (2015), Nail (2016, 2018), Shabily (2017), Ivanishcheva (2018), Stojanovic (2018), Bilczak (2018), Sangkhamanee (2018), Fauzan (2014, 2019, 2022, 2024), Akhmetzyanov (2022), dan Shuvalov (2023).Â
Secara umum memang masih belum banyak penstudi Geografi, Geopolitik, Hubungan Internasional, maupun penstudi perbatasan yang menggunakan istilah Limology, meskipun studi perbatasan telah berkembang sudah cukup lama di berbagai belahan dunia.
Limology atau studi perbatasan adalah bidang interdisipliner yang mengeksplorasi sifat, fungsi, dan dampak perbatasan. Tidak hanya dianggap sebagai batas fisik yang memisahkan antar negara, perbatasan juga dilihat sebagai konstruksi sosial, ekonomi, politik, dan keamanan yang kompleks yang mempengaruhi perilaku dan interaksi manusia antar bangsa.
Bidang ini menekankan bahwa perbatasan bersifat dinamis dan terus-menerus didefinisikan ulang oleh peristiwa geopolitik, pola migrasi, dan perubahan sosio-ekonomi (disebut sebagai polymorphic borders, Â Burridge dkk., 2017).
Studi perbatasan menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti geografi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, dan hubungan internasional untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang perbatasan.
Salah satu tema utama dalam studi perbatasan adalah geopolitik, di mana perbatasan memainkan peran penting dalam hubungan internasional dan dinamika kekuasaan global. Penelitian juga fokus pada migrasi dan mobilitas, memeriksa bagaimana perbatasan mempengaruhi pergerakan orang, termasuk pengungsi dan migran, serta isu-isu keamanan perbatasan dan hak asasi manusia.Â
Selain itu, studi perbatasan mengeksplorasi bagaimana perbatasan membentuk identitas nasional dan budaya, menciptakan rasa kebersamaan atau perpecahan di antara populasi.Â
Dampak ekonomi juga menjadi perhatian utama, dengan penelitian yang menyoroti bagaimana aktivitas ekonomi diatur oleh perbatasan dan bagaimana wilayah perbatasan dapat menjadi zona peluang atau kesulitan ekonomi.Â
Dengan demikian, Limology atau studi perbatasan adalah bidang yang penting untuk memahami bagaimana perbatasan mempengaruhi dan dibentuk oleh masyarakat manusia dalam dunia yang semakin terhubung ini.
Dalam perkembangannya, konsep perbatasan bukanlah hanya konsep geografis dan politik, namun juga konsep sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Perbatasan mempunyai beberapa fungsi, mencakup fungsi barrier, fungsi contact dan juga fungsi filter. Dikarenakan globalisasi, pendekatan-pendekatan teoritis baru pada konsep ini muncul. Proses globalisasi juga menciptakan identitas-identitas baru dan integrasi.
Proses integrasi bahkan mengarah pada munculnya mitos menghilangnya perbatasan. Namun para peneliti sepakat bahwa terlalu dini untuk membicarakan tentang dunia tanpa per(batas)an (borderless).Â
Mereka juga sepakat bahwa dikarenakan globalisasi, proses-proses dari fungsi sebagai barrier perbatasan menjadi menurun dan fungsi contact perbatasan mendorong pada meningkatnya aktivitas mobilitas lintas batas antar negara.Â
Menurut Newman (2006), perbatasan menciptakan (atau mencerminkan) perbedaan dan membentuk garis pemisah tidak hanya antar negara dan ruang geografis, namun juga antara "kami" & "mereka", "di sini" & "di sana" dan "di dalam" & "di luar".
Studi perbatasan, yang juga dikenal sebagai Limology, kini telah mengalami transformasi menjadi bidang multidisiplin dan interdisiplin yang dikembangkan oleh berbagai ahli, termasuk ilmuwan geografi, politik, sosiologi, antropologi, etnologi, psikologi, ekonomi, dan bahkan di bidang teknologi. Ilmu ini mendorong para akademisi untuk menganalisis interaksi, hubungan, dan ketegangan yang muncul di wilayah perbatasan.
Studi perbatasan semakin penting dalam dunia global saat ini, di mana perbatasan terus berubah dan berkembang. Dengan menyoroti kompleksitas perbatasan, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan dan peluang yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI